REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islamophobia atau prasangka buruk terhadap umat Islam di Amerika Serikat (AS), diyakini Duta Besar (Dubes) AS di Indonesia, Scot Marciel, sudah berangsur hilang. Hal itu dikarenakan sudah semakin banyaknya warga AS yang memeluk Islam.
"Islam adalah agama yang pertumbuhan sangat pesat di AS, ini membuat warga AS tidak punya pilihan harus bertoleransi dengan muslim di sana," ujar Scot Marciel, usai diskusi kerukunan umat beragama di Masjid Agung Sunda Kelapa, Kamis (18/4) lalu.
Lanjut ia mengatakan, selain itu konsekuensi AS sebagai negara demokrasi dan terbuka, selama 25 tahun terakhir berbagai imigran terus berdatangan dari negara muslim."Seperti negara lain, kami juga butuh waktu untuk menerima itu. Kalau ada cerita orang amerika yang tidak bisa menerima muslim, itu adalah bagian dari masyarakat kami yg berproses dalam menerima Islam," ujarnya.
Namun, terang dia, pemerintah dan warga AS sadar, sebagai negara demokrasi, mereka harus berproses menerima orang-orang mendapatkan kemerdekaan dalam menjalankan praktek keyakinan mereka. Termasuk bagi umat Islam. "Dan saat ini lebih dari 2000 masjid tersebar di AS," katanya.
Karenanya, ujar Scot, butuh waktu menghilangkan islamophobia ditengah proses pertumbuhan islam yg cepat. Dan menghilangkan Islamophobia ini, jelas dia, juga menjadi perhatian dirinya sebagai Dubes AS di Indonesia dan Islam pada khususnya.