REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- BKKBN Pusat akan memvalidasi data bidan dan dokter yang terlatih dengan keterampilan memasang alat kontrasepsi jangka panjang. Validasi tersebut, guna mengetahui jumlah bidan dan dokter yang terampil serta yang tidak.
"Tahun ini, kami validasi dulu," ujar plt kepala BKKBN, Sudibyo Ali Moeso, di Makassar, Rabu (17/4).
Dengan validasi ini, maka akan diketahui jumlah bidan yang terampil dan tidak. Bidan yang terampil ini, maka diperbolehkan memasang alat kontrasepsi jangka panjang. Seperti, IUD, implan, serta suntik KB. Sedangkan, yang belum terampil akan diberi pelatihan terlebih dulu.
Pelatihan ini sangat penting. Mengingat, bidan yang statusnya masih swasta (buka praktik) jumlahnya sangat banyak. Hampir 60 persen. Sedangkan, yang sudah negeri, itu bisa dipantau oleh instansi terkait.
Dengan cara ini, diharapkan program KB bisa tersosialisasikan secara optimal. Terutama, oleh masyarakat di daerah. Sehingga, program pemerintah dua anak cukup ini, bisa terealisasi dengan baik.