REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Dua tenaga kerja wanita asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang juga masih kakak beradik, Sari (35) dan Kokom (26) pulang dari negara tempat bekerjanya yakni Yordania dalam kondisi sakit jiwa.
Informasi yang dihimpun dari Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Jabar dan warga sekitar tempat tinggal dua TKW di Kampung Cimangir RT 01/01, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Sagaranten saat ini kondisi kesehatan jiwanya masih dalam pengobatan jalan dari pihak Rumah Sakit Marzuki Mahdi, Bogor.
"Dari informasinya kedua kakak beradik ini sering disiksa oleh majikannya, seperti Sari sering dipukul oleh kayu untuk membuat adonan roti dengan alasan yang tidak jelas. Bahkan, Kokom yang tahu kondisi kakaknya tersebut tidak menyurutkan untuk mencoba menjadi TKW ke Jordania dan ternyata nasibnya pun sama, Kokom juga mendapatkan siksaan dan pulang dalam kondisi sakit jiwa ke rumahnya," kata Ketua SBMI Jabar, Jejen Nurjanah kepada Antara, Rabu.
Kakak beradik ini menjadi TKW dalam waktu berbeda, untuk Sari berangkat pada 2003 dan pulang 2006 dan Kokom berangkat 2008 pulang 2010 keduanya saat pulang sudah dalam kondisi sakit jiwa dan diantarnya hanya oleh tukang ojek.
Menurut Jejen selain mendapatkan siksaan dari majikannya gaji kakak beradik ini pun tidak dibayar sepeserpun oleh majikannya tersebut. Untuk mendapatkan haknya tersebut pihaknya terus berupaya melalui koordinasi dengan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) dan Kementerian Luar Negeri RI.
Namun, sayangnya sampai saat ini hak kedua korban ini pun belum juga dibayarkan, bahkan perusahaan penyalur tenaga kerja yang memberangkatkan keduanya lepas tangan dengan kondisi korban saat ini.
"Kasus ini menambah panjang penderitaan pahlawan devisa asal Sukabumi, sejak 2007 ada 562 laporan yang masuk ke kami tentang permasalahan TKI," tambahnya.
Sementara, Camat Sagaranten, Tamtam Alamsyah mengatakan Sari sempat di rantai oleh keluarganya karena sering ngamuk, bahkan keduanya saat ini dipisahkan karena jika disatukan sering bertengkar.
Untuk saat ini kondisi mereka sudah mulai membaik, tetapi belum bisa diajak bicara namun jika kambuh mereka akan kembali ngamuk dan merusak barang milik keluarganya.
"Kakak beradik ini berasal dari keluarga miskin, sehingga seluruh pengobatan jiwanya ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah dan kami berharap dengan pengobatan rutin ini keduanya bisa kembali normal. Dan kami dari pihak kecamatan sudah memprogamkan keduanya untuk mengikuti pelatihan kerja jika sudah sehat lagi dan disalurkan bekerja di Kabupaten Sukabumi," kata Tamtam.