REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami mengatakan, realisasi pembangunan sarana transportasi massal atau Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta akan dimulai dalam waktu kurang lebih 42 hari ke depan.
"Pembangunan fisik MRT di ibu kota akan kita mulai pada tahun ini. Akan tetapi, kita masih membutuhkan waktu selama sekitar 42 hari sebelum pembangunannya benar-benar dimulai," kata Boestami dalam acara temu media di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Senin (15/4).
Menurut Boestami, masih ada sejumlah proses yang dilalui selama 42 hari sebelum dimulainya masa pembangunan MRT. Proses tersebut, lanjut Boestami, diawali terlebih dahulu dengan penetapan pemenang tender.
"Pemenang tender MRT ini akan kami tetapkan sesegera mungkin. Namun, kami masih memberikan waktu sanggah selama lima hari bagi pihak lain yang juga ikut tender untuk memberikan sanggahan. Kalau tidak ada sanggahan, maka pemenang akan kita umumkan," ujar Boestami.
Setelah diumumkan, Boestami menuturkan proses seterusnya, yaitu membuat draft perjanjian kontrak dan dilanjutkan dengan penandatanganan perjanjian kontrak dengan pemenang tender.
"Kemudian, tahap selanjutnya adalah menyelesaikan segala urusan administrasi, lalu baru kita benar-benar dapat memulai mobilisasi proyek atau soft launching MRT," tutur Boestami.
Boestami menambahkan pada saat dilakukannya soft launching MRT, biaya pembangunan sarana transportasi masal tersebut mulai digunakan, atau dengan kata lain, argo sudah mulai berjalan.
Seperti diketahui, pembangunan MRT di Jakarta menggunakan dana pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA). Beban pengembalian biaya pinjaman tersebut ditanggung oleh dua pihak, yaitu pemerintah pusat sebesar 49 persen dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sebesar 51 persen.