Senin 15 Apr 2013 20:48 WIB

Jamsostek 'Geber' Stafnya Bertransformasi

Rep: Rosita Budi Suryaningsih/ Red: Djibril Muhammad
Logo Jamsostek.
Foto: Blogspot.com
Logo Jamsostek.

REPUBLIKA.CO.ID, Yogyakarta -- PT Jamsostek (Persero) mengadakan workshop Values Based Leadership Development bagi Kepala Cabang se Indonesia di Yogyakarta.

Workshop yang diselenggarakan pada 15 April 2013 ini merupakan bagian dari komitmen manajemen untuk melakukan transformasi  menjadi BPJS berkelas dunia.

Menurut Ketua Pelaksana Kegiatan ini, Abdul Latif Algaf, pelaksana transformasi yang akan terjadi ini adalah manusianya. "Oleh sebab itu, unsur SDM perlu diperhatikan agar mereka mau berubah dan bertransformasi untuk mendukung tercapainya visi dan misi perusahaan," ujar Abdul yang juga merupakan Kepala Biro SDM Jamsostek.

Kegiatan yang melibatkan kurang lebih 60 kepala kantor cabang ini bertujuan sebagai pembekalan bagi para para pemimpin untuk memahami dan memaknai visi, misi, nilai dan meaning yang telah dicanangkan Direksi Jamsostek.

Peserta diberikan pengetahuan bagaimana cara  menerapkan dan menghidupkan nilai IPTIK dan etos kerja TOPAS  dilingkungan kerjanya. "Tahapan-tahapan yang relevan dan butuh proses untuk dapat merubahnya, tetapi melihat semangatnya kami optimis dengan perubahan tersebut," ujarnya.

Dalam sambutannya Direktur Umum dan SDM, Amri Yusuf mengatakan berdasarkan penelitian yang dilakukan sejumlah pakar, sebuah perusahaan bisa bertahan dalam jangka panjang, berhasil meningkatkan revenue ke level yang lebih tinggi dan mampu menaikkan value perrusahaan karena dimotori budaya korporasi yang kuat dan solid.

"Transformasi budaya adalah elemen penting dalam rangka pencapaian visi dan misi sebuah korporasi, selain transformasi bisnis," katanya.

Menurutnya, ada tiga variable penting untuk memperkuat budaya korporasi. Pertama, adanya proses internalisasi, komunikasi dan program-program ritualistik yg diterapkan secara intens di lingkungan perusahaan.

Kedua, adanya sistem dan kebijakan yang embeded dan diimplimentasikan secara konsisten. Ketiga, peran leader sebagai figur yang bertanggung jawab untuk memanajer value.

"Leaders memiliki tanggung jawab besar untuk menggerakkan komitmen seluruh elemen perusahaan agar engage dan memiliki ownership terhadap value sebuah korporasi," katanya menjelaskan.

Workshop Value Based Leadership ini adalah upaya strategis untuk membangun engagement dan ownership budaya korporasi disetiap lini perusahaan. "Para pemimpin adalah agen budaya korporasi. Mereka adalah juru dakwah budaya korporasi," katanya menegaskan.

Disamping itu Amri juga menjelaskan Insan jamsostek harus punya komitmen dan memiliki kesadaran yang utuh terhadap nilai Budaya Perusahaannya, yg meliputi Iman, Profesional, Teladan, Integritas dan Kerjasama (IPTIK).

Dalam rangka menyongsong transformasi menuju Badan Hukum Publik, insan jamsostek harus memiliki etos kerja yang tinggi. Etosnya adalah TOPAS (teamwork, openmind, passion, action dan sense) dan harus menjadi paradigma bersama dalam menatap perubahan yang sudah di depan mata.

Visi Jamsostek yang akan jadi BPJS berkelas dunia, yang terpercaya, bersahabat, unggul dalam operasional dan pelayanan. "Pengejawantahannya sangat dipengaruhi oleh komitmen segenap insan jamsostek terhadap nilai-nilai budaya korporasinya," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement