Senin 15 Apr 2013 16:24 WIB

Indonesia Jadi Tuan Rumah Simposium Rumput Laut Internasional

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nidia Zuraya
Budidaya rumput laut (ilustrasi)
Foto: alibaba.com
Budidaya rumput laut (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia akan menjadi tuan rumah simposium rumput laut internasional (ISS) ke-21 di Bali pada 21-26 April 2013 mendatang. Ketua panitia nasional ISS ke-21 sekaligus ketua umum asosiasi rumput laut Indonesia (ARLI) Safari Azis mengatakan, Indonesia dipilih sebagai penyelenggara ISS ke-21 saat pelaksanaan ISS ke-20 di Meksiko pada 2010 lalu.

“Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggara acara itu merupakan dari hasil perjuangan yang panjang,” ujar Safari saat pertemuan persiapan simposium ISS di Jakarta, Senin (15/4).

Dia menegaskan, sebenarnya Indonesia sudah mengajukan diri menjadi tuan rumah ISS sejak tahun 1989 lalu. Tapi, lanjutnya, saat itu jumlah penduduk Indonesia masih sedikit. “Selain itu, saat itu industri yang mengelola (rumput laut) jumlahnya masih sedikit. Yang ada hanya industri kecil,” tuturnya.

Tapi, keadaan itu berubah dan beberapa daerah menganggap pekerjaan mengelola rumput laut sebagai pekerjaan rutin dan sebagai pengharapan hidup. “Pemerintah juga mendukung dan dunia usaha dianggap serius untuk menjadikan rumput laut sebagai komoditas,” ujarnya.

Untuk itu Indonesia kembali mengajukan diri menjadi tuan rumah pada tahun 2010 di Meksiko bersama dengan negara lainnya. Kemudian Indonesia yang dipilih.

Dia menjelaskan, Pulau Bali sengaja dipilih menjadi lokasi simposium karena pengembangan rumput laut berasal dari pulau Dewata itu. Dia menambahkan, acara akan dilangsungkan di Bali Nusa Dua Convention Center, dengan tema “Seaweed Science for Sustainable Prosperity”. Tema itu menekankan sangat pentingnya peran penelitian ilmiah di dalam pengembangan budidaya, permanen, pemrosesan, dan pemanfaatan rumput laut.

Dia menjelaskan, sedikitnya 50 negara akan menghadiri simposium itu, tapi biasanya acara dihadiri oleh lebih dari 60 negara. Program simposium ISS kali ini, lanjutnya, terdiri dari pembahasan berbagai hasil penelitian, pameran dagang, dan temu bisnis.

Pengurus asosiasi rumput laut internasional (ISA) sekaligus pengelola ISS Gonzalo Soriano mengatakan, penyelenggaraan ISS kali ini merupakan kerja sama di masa depan, juga memperluas kerja sama bidang rumput laut dan turunannya. Menurutnya, rumput laut memiliki potensi yang sangat menjanjikan.

“Indonesia akan menjadi perhatian dunia karena warga dunia akan datang, baik pemerintah maupun peneliti,” kata Soriano. Indonesia, lanjutnya memiliki pasar yang potensial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement