REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar kesehatan penerbangan dr Wawan Mulyawan mengatakan, pilot sebuah maskapai hendaknya tidak melebihi jam terbang maksimalnya agar tidak mengalami kelelahan dan tidak optimal saat bertugas.
"Apa akibatnya? Sang pilot mengalami kelelahan (fatigue), baik secara fisik maupun kelelahan psikis (stress). Pada saat kelelahan kronis mulai muncul dan beban kerja tetap tinggi, mau tidak mau pilot harus berusaha tetap fit, konsentrasi, tidak ngantuk saat bertugas," kata Wawan Mulyawan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Menurut spesialis kedokteran penerbangan ini, solusi sehat untuk itu adalah olahraga yang teratur, menyantap makanan yang sehat, tidur yang cukup atau selalu memanfaatkan istirahat yang memadai.
Selain itu, perlu pula melakukan "self theraphy" psikologis seperti beribadah dan berdoa rutin, serta sesering mungkin berkumpul dan berinteraksi sosial positif dengan keluarga dan juga teman dekat.
Ia memaparkan, perusahaan penerbangan semestinya memenuhi standar 1:4 yaitu setiap pesawat harus dapat menyediakan empat pilot dan empat kopilot yang dirotasi untuk menerbangkan pesawat tersebut.
Ia juga menegaskan, beban kerja yang padat sangat mungkin mengakibatkan munculnya kelelahan pada pilot yang sedang menerbangkan pesawat serta dapat mengakibatkan pengambilan keputusan yang salah.
Sementara itu, pilot Mahlup Ghozali dan kopilot Chirag Carla dari pesawat Lion Air yang jatuh di Pantai Segara, Kuta, Bali, bebas dari kandungan narkoba sebagaimana hasil tes sampel urine dan darah keduanya.
"Mereka sudah dites narkoba dan hasil awal menunjukkan negatif," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bakti, saat memberikan keterangan pers di "Emergency Operations Center" Bandara Ngurah Rai, Kabupaten Badung.
Menurut Herry, pilot dan kopilot saat ini sudah dinonaktifkan selama dua pekan untuk kepentingan investigasi.