Ahad 14 Apr 2013 14:18 WIB

Legislator Minta Bangkai Pesawat Lion Air Segera Dipindahkan

 Pesawat Lion Air JT-960 rute Bandung-Denpasar yang gagal mendarat di bandara Ngurah Rai tampak dari dari udara, di Denpasar, Bali, Sabtu (13/4).
Foto: FOTO ANTARA/Kapten laut Oscar Johanes Novie/ss/ama/13
Pesawat Lion Air JT-960 rute Bandung-Denpasar yang gagal mendarat di bandara Ngurah Rai tampak dari dari udara, di Denpasar, Bali, Sabtu (13/4).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ketua Komisi I DPRD Made Arjaya mengharapkan pihak perusahaan penerbangan Lion Air segera memindahkan bangkai pesawat yang tergelincir di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Sabtu (13/4).

"Kami mengharapkan segera memindahkan bangkai pesawat Boeing 737-800 NG Lion Air tersebut apabila sudah selesai aparat berwenang melakukan penyelidikan," kata Arjaya di Denpasar, Minggu.

Ia mengatakan bila terlalu lama dibiarkan mengambang di laut tersebut pemandangan tidak baik, bahkan akan menjadi trauma bagi warga yang melihat kapal tersebut.

"Jika telah selesai melakukan pemeriksaan agar segera dipindahkan, Ini pemandangan yang bikin traumatis masyarakat atau wisatawan yang berlibur di Pulau Dewata.

Arjaya juga meminta kepada tim Komite Nasional Keamanan dan Transportasi (KNKT) segera mengumumkan hasil dari penyelidikan yang dilakukan kepada publik.

"Kalau bisa cepat diumumkan kepada masyarakat akan lebih baik, sehingga masyarakat tidak ragu menggunakan pelayanan penerbangan Lion Air," kata politikus PDIP itu.

Sebelumnya, Kepala Polda Bali Irjen Pol Arif Wachyunadi menyebutkan bahwa pesawat tersebut mengangkut 168 penumpang dewasa, tiga anak-anak, satu bayi, dan tujuh awak.

Namun data manifes dari Bandara Hussein Sastranegara, Bandung, pesawat nahas itu membawa 95 penumpang dewasa, lima anak-anak, satu bayi, dan tujuh awak.

Pesawat tersebut tinggal landas dari Bandara Hussein Sastranegara pukul 12.48 WIB. Namun saat hendak mendarat di Bandara Ngurah Rai, pesawat tersebut tergelincir di ujung barat landasan yang berada di perairan laut Pantai Kuta.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement