REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti Jakarta, Yayat Supriyatna mengatakan, contra flow merupakan bentuk kegagalan pemerintah dalam membangun sistem tranportasi.
Kegagalan tersebut terkait dengan antisipasi dinamika pertumbuhan kendaraan dan penduduk yang semakin meningkat. "Ini contoh kegagalan pemerintah menghadapi tingkat pertumbuhan penduduk dan kendaraan yang meningkat," kata Yayat Supriyatna, di Jakarta, Rabu (10/4).
Yayat mengatakan, terlihat sekali pertumbuhan penduduk dan kendaraan tidak didukung dengan infrasutruktur dan sistem kendali kemacetan kota Jakarta.
Contra flow menurut Yayat menunjukkan, bentuk begitu sulitnya masyarakat menunggu atau mempercepat program alternatif agar orang mudah melakukan mobilitas di dalam kota. "Masyarakat dibuat menunggu program pemerintah dalam mengurai kemacetan," kata Yayat.
Akibat tidak bisa menerapkan program dengan konsepsi besar, akhirnya contra flow dijalankan. Menurutnya, ini adalah efek dari kegagapan pemerintah.
Lebih jauh Yayat mengatakan, contra flow bukan jurus singkat mengatasi kemacetan. "Karena dalam uji coba Cawang-Rawamangun kurang efektif," ujar Yayat mengakhiri.