Rabu 10 Apr 2013 14:32 WIB

'Menteri Nyaleg Bukan Hal Tabu'

Rep: Dyah Ratna Meta Novi/ Red: Djibril Muhammad
Didi Irawadi Syamsudin
Foto: Republika / Tahta Aidilla
Didi Irawadi Syamsudin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Rupanya kekuasaan tidak membuat para menteri puas, terbukti sejumlah menteri di Kabinet SBY masih banyak yang ingin menjadi calon anggota legislatif (caleg).

Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Didi Irawadi Syamsudin, mengatakan sebenarnya menteri nyaleg tidak masalah. "Namun, mereka harus mementingkan urusan negara sebagai prioritas," katanya di kompleks Parlemen, Senayan, Rabu, (9/4).

Menurut Didi, menteri nyaleg bukanlah hal tabu. Dari parpol mana pun, mereka berhak nyaleg. "Jadi, sebenarnya ini tidak perlu dipermasalahkan," katanya.

Para menteri, ujar Didi, boleh melakukan kampanye di luar jam kerjanya sebagai menteri. Mungkin bisa dilakukan saat cuti. "Mereka pasti tahu mekanismenya," ujarnya.

Fenomena menteri nyaleg, terang Didi, bukan hanya terjadi di Indonesia. Di Thailand, Malaysia, Jepang, Australia, Jerman, Inggris banyak menteri yang ikut nyaleg juga. "Bahkan, seorang perdana menteri nyaleg di luar negeri sudah biasa," katanya menerangkan.

Terkait adanya menteri yang memanfaatkan popularitasnya untuk nyaleg, Didi mengatakan, popularitas itu tidak selalu berbanding lurus dengan kenaikan tingkat elektabilitas.

Misalnya, seorang menteri populer karena kinerjanya tidak bagus, maka dia pasti juga tidak akan dipilih oleh rakyat. "Namun, jika dia populer karena kinerjanya yang bagus, berarti baik dan pantas nyaleg dan menguntungkan partainya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement