REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA - Kasus Katarak di Yogyakarta terutama yang berobat ke RS Mata Dr YAP Yogyakarta setiap tahun meningkat 10 persen. Hal ini dikarenakan semakin tinggi usia harapan hidup di Yogyakarta. ''Semakin tinggi usia harapan hidup, semakin banyak kasus katarak. Di samping itu semakin banyak orang yang periksa ke RS Mata Dr YAP meskipun kataraknya belum tebal,''kata Wakil Direktur Pelayanan dan Pendidikan RS Mata Dr YAP dr. Enni Cahyani P, SpM pada ROL.
Menurut Enni, perubahan lensa karena katarak dimulai pada usia 40 tahun. Padahal pada usia tersebut sebetulnya mereka masih bisa melihat ke bawah. Tetapi karena merasa tidak nyaman dan sensitif, maka mereka periksa ke RS Mata Dr YAP dan minta dioperasi.
Di samping itu, meningkatnya kasus katarak juga disebabkan oleh semakin banyaknya penderita Diabetes mellitus. Penderita diabetes banyak yang terkena katarak. Diabetes menjadi salah satu pemicu adanya katarak ini. Katarak pada penderita Diabetes terjadi akibat penimbunan sorbitol di lensa mata sehingga terjadi kekeruhan.
Diakui Enni, pasien katarak yang operasi di RS Mata Dr YAP juga semakin banyak. Tahun lalu ada sekitar 200 orang per bulan, sedangkan tahun ini rata-rata sekitar 300 orang per bulan. Kasus operasi katarak di RS Mata Dr YAP karena rumah sakit ini merupakan rumah sakit mata rujukan khusus untuk mata.
Direktur RS Mata Dr YAP Nunuk Maria Ulfah mengungkapkan survei tahun 2007 menunjukkan angka kebutaan karena katarak di DIY mencapai 0,6 persen dari jumlah penduduk. Posisi ini cukup tinggi. Tingginya angka kebutaan akibat katarak terpengaruh oleh angka kemiskinan.
Menurut data Perdami (Persatuan Dokter Ahli Mata Indonsia) tahun 2010 diperkirakan 24.000 kasus katarak baru di Indonesia . ''Dari jumlah tersebut yang telah dilakukan operasi baru mencapai 100.000 kasus.
Sehingga masih ada 140.000 kasus lagi yang belum dioperasi,'' katanya.