REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan, Diah Setia mengatakan, diperkirakan terdapat 112.000 anak di Indonesia menyandang autisme, pada rentang usia sekitar 5-19 tahun.
"Bila diasumsikan dengan prevalensi autisme 1,68 per 1000 untuk anak di bawah 15 tahun dimana jumlah anak usia 5-19 tahun di Indonesia mencapai 66.000.805 jiwa berdasarkan data BPS tahun 2010 maka diperkirakan terdapat lebih dari 112.000 anak penyandang autisme pada rentang usia 5-19 tahun," ujar Diah pada seminar "Diagnosis Akurat, Pendidikan Tepat dan Dukungan Kuat untuk Menciptakan Masa Depan Anak Autis yang Lebih Baik" di Jakarta Selasa (9/4).
Diah menuturkan, data anak yang menderita autis di berbagai belahan dunia menunjukkan angka yang bervariasi. Berdasarkan data dari UNESCO pada tahun 2011 tercatat 35 juta orang penyandang autisme di seluruh dunia. Ini berarti rata-rata 6 dari 1000 orang di dunia mengidap autisme.
"Penelitian Center for Disease Control (CDC) di Amerika pada tahun 2008 menyatakan bahwa perbandingan autisme pada anak umur 8 tahun yang terdiagnosa dengan autisme adalah 1:80. Penelitian Hongkong Study pada tahun 2008 melaporkan tingkat kejadian autisme di Asia prevalensinya mencapai 1,68 per 1000 untuk anak di bawah 15 tahun," jelas Diah.
Diah mengatakan autisme merupakan gangguan perkembangan yang kompleks dengan gejalanya meliputi perbedaan dan ketidakmampuan dalam berbagai bidang seperti kemampuan berkomunikasi, motorik, dan interaksi sosial. Faktor genetik, konsumsi obat, dan konsumsi logam melalui makanan dapat menjadi penyebab anak menjadi autis.
"Bagi orangtua coba perhatikan kondisi anak pada golden period (1-5 tahun) apakah sudah bisa bicara, cendrung bermain sendiri, tidak ada kontak mata atau emosi, atau apakah ada keterlambatan tumbuh kembang anak anak lainnya. Jika terdapat gejala-gejala tersebut, maka kemungkinan menyandang autisme," kata Diah.