REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Korban banjir di Kecamatan Siberut Utara dan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat membutuhkan bantuan logistik pascabanjir yang terjadi di wilayah tersebut sejak Sabtu (6/4).
"Terdapat lebih dari 1.000 jiwa penduduk di dua kecamatan tersebut yang masih mengungsi dan membutuhkan bantuan berupa tenda, pakaian, selimut, mie instan, susu, beras, obat-obatan dan pembalut wanita," kata Kepala badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai, Elisa Siriparang ketika dihubungi dari Padang, Ahad (7/4).
Hingga kini banjir masih terjadi di kedua daerah tersebut. Di Kecamatan Siberut Utara, air menggenangi Dusun Sirilanggai, Desa Malancan hingga setinggi sekitar tiga meter. Akibatnya akitivitas warga lumpuh total akibat terputusnya akses ke daerah itu.
Di Desa Monganpoula, banjir mengakibatkan 10 rumah panggung terseret dari pondasinya. Para korban banjir terpaksa diungiskan ke TK Yayasan Bhinneka Tunggal Ika. Selain itu, banjir juga menggenangi Desa Sotboyak. Meski di daerah tersebut masih diguyur hujan, namun banjir yang terjadi akibat luapan air sungai itu sudah mulai surut.
Sementara di Siberut Selatan, banjir terjadi Desa Puro, Maileppet dan Desa Muntei. Sebelumnya, ketinggian air mencapai 2,5 meter. Hingga kini, air tak kunjung surut karena hujan dengan intensitas sedang masih terjadi.
"BPBD telah membagi tim ke Siberut Selatan dan Utara dengan membawa dua speed boat dan satu kapal Nade guna mengantarkan logisitik untuk korban. Saat ini sejumlah bantuan seperti beras dan mie instan telah sampai di lokasi namun masih belum cukup," katanya.