REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala BNPB Syamsul Maarif telah melaporkan gempa 7,2 Skala Richter (SR) yang mengguncang Tolikara, Papua, Sabtu (6/4), pukul 11:42 WIB kepada Presiden dan Wakil Presiden.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, berdasarkan analisis peta guncangan gempa (shakemap), guncangan gempa dirasakan dengan skala kuat di Tolikara, skala sedang di Mulia, dan skala ringan di Tanah Merah, Sentani, Wamena, Jayapura, dan Sarmi.
"Di daerah Tolikara dan sekitarnya memang bahaya gempa bumi tinggi. Kejadian gempa pernah terjadi di sekitar tempat tersebut, yaitu pada 1926 dengan kekuatan 7,9 SR dan pada 1971 dengan kekuatan 8,1 SR," ungkapnya di Jakarta, Sabtu sore.
Sebelumnya, telah terjadi gempa bumi dengan kekuatan 7,2 SR di Papua pada Sabtu (6/4) pada pukul 11:42 WIB. Pusat gempa itu berada di 3,20 derajat lintang selatan dan 138,75 derajat bujur timur.
Sementara itu, lokasi gempa tersebut berada 56 kilometer timur-laut dari Kabupaten Tolikara, Papua atau 92 kilometer timur-laut dari Kabupaten Lanny Jaya, Papua. Sejauh ini, BNPB dan BMKG menyatakan, gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.