REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan agar kurikulum 2013 harus relevan dengan pasar tenaga kerja. Ia mengatakan kurikulum akan menentukan hasil anak didik termasuk kemampuan mereka di dunia kerja.
“Kurikulum juga menentukan kualitas hasil didik, relevansi lulusan sekaligus mencegah adanya miss match antara hasil didik dengan pasar tenaga kerja,” katanya, Selasa (2/4). Karena itu, ia meminta jangan sampai lembaga-lembaga pendidikan menghasilkan lulusan dengan pengetahuan dan keterampilan tertentu, tetapi tidak klop dengan apa yang diperlukan oleh pasar tenaga kerja.
Menurutnya, pembaruan kurikulum memang diperlukan. Apalagi mengingat era globalisasi dan perkembangan situasi yang terjadi saat ini. Yang jelas, lanjutnya, perubahan kurikulum harus memiliki urgensi dan tujuan yang tepat dan benar.
Ia mengatakan pandangan publik tentang kurikulum 2013 jangan sampai diabaikan. Misalnya kekhawatiran jika ganti pemerintahan maka kurikulum juga berganti atau ketakutan masyarakat dengan beban biaya karena kurikulum baru.
“Pandangan itu patut didengar, semua dipertimbangkan. Saya tahu untuk menuju kurikulum baru perlu latar belakang pemikirannya utuh dan memiliki urgensi yang dapat dipertanggungjawabkan karena memang dibutuhkan,” katanya.