Selasa 02 Apr 2013 18:47 WIB

Solar Langka, Nelayan Cilincing Tetap Melaut

Rep: Riana Dwi Resky/ Red: Hazliansyah
Sejumlah perahu nelayan bersandar di perkampungan nelayan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu (14/3). (Republika/Prayogi)
Sejumlah perahu nelayan bersandar di perkampungan nelayan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu (14/3). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, CILINCING -- Naiknya harga solar tidak begitu berpengaruh pada aktivitas nelayan di Cilincing, Jakarta Utara. Sejumlah nelayan masih tetap melaut meskipun solar bersubsidi kian langka.

Salah satu nelayan, Juni (25 tahun), mengakui harga solar sedang naik dan sulit didapat. Namun, ia masih tetap bisa melaut sesuai jadwal.

"Tidak begitu berpengaruh," ujarnya pada Republika, Selasa (2/4).

Juni biasanya melaut setiap hari atau sekali dua hari. Ia berangkat sejak sore pukul lima dan pulang dua hari kemudian pukul 10.00. Jika sedang beruntung, ia bisa membawa banyak hasil tangkapan. Hasilnya bisa mencapai Rp 700 ribu. Uang itu dipakai untuk makan dan menutupi kebutuhan sehari-hari.

Menurut Juni, harga ikan pun masih stabil di pasaran.

Di kampung nelayan Cilincing, tidak semua merupakan nelayan ikan. Di sana juga ada nelayan lacak, yaitu nelayan yang mencari besi dan solar.

Nelayan lain, Doyo (60) yang menjadi nelayan sejak muda, pun mengatakan hal yang sama. Ia mengatakan, langkanya solar tidak berpengaruh pada nelayan kecil sepertinya. Ia tetap turun ke laut untuk mencari nafkah.

''Kalau nggak melaut, nggak makan,'' ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement