REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT KAI CommuterLine Jabodetabek (KCJ), Tri Handoyo, mengatakan tarif Kereta Api Rel Listrik (KRL) sebaiknya tidak ada perbedaan karena dapat menimbulkan kesenjangan di antara penumpang.
"Sangat tidak relevan jika membeda-bedakan penumpang karena semua penumpang berhak mendapatkan pelayanan yang sama," ujar Tri Handoyo di Jakarta, Senin (1/4).
Selain itu, dikhawatirkan akan ada semacam perbedaan golongan di dalam KRL antara penumpang yang menggunakan tarif biasa dengan tarif bersubsidi. "Karena itu lebih baik tarifnya flat saja, seperti Transjakarta," kata dia.
Ia mengungkapkan subsidi tersebut sebaiknya diberikan untuk tiketnya, bukan kepada per individu. Pemberian insentif berupa subsidi tiket ini juga akan membuat orang beralih menggunakan kendaraan pribadinya karena tarif yang dijual menjadi lebih murah dan setara.
"Jika subsidi ini diberikan, maka akan ada penerbitan dua kartu yang akan diluncurkan sebagai tiket KRL. Kartu yang berwarna merah akan dikenakan tarif biasa, sedangkan kartu berwarna hijau tarifnya lebih murah karena mendapat subsidi dari pemerintah," ujarnya.
Hingga saat ini pemerintah belum menentukan berapa jumlah subsidi yang akan diberikan karena masih mengkaji mekanisme pemberian subsidi tersebut. "Kalau subsidi yang diberikan pemerintah tidak memadai, dipastikan akan terjadi ketidakseimbangan," kata dia.