REPUBLIKA.CO.ID, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero melakukan pemadaman listrik bergilir di Jakarta, Senin (1/4), tidak terkecuali di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kantor pembasmi koruptor ini dapat 'jatah' pemadaman listrik pada pukul 09.00-12.00 WIB.
Lantaran listrik padam sekitar pukul 09.00 WIB, para wartawan yang kerap 'ngepos' di gedung KPK pun mengeluh. Bukan karena belum adanya jadwal pemeriksaan yang dirilis KPK, tapi karena pendingin ruangan (AC) yang tidak berfungsi di ruang pers.
Ruang pers KPK terletak di bagian depan kanan gedung KPK dengan dinding kaca yang menghadap langsung ke arah Jalan Raya HR Rasuna Said. Dengan matahari pagi menjelang siang yang cukup terik dan pendingin ruangan yang tidak berfungsi, para wartawan terus berteriak 'kegerahan'.
Tak lama kemudian, pusat informasi melalui pengeras suara menginformasikan Gedung KPK terkena pemadaman bergilir dari PLN. Pemadaman listrik itu berlangsung selama tiga jam pada pukul 09.00-12.00 WIB.
Lantaran listrik padam, gedung KPK harus menggunakan genset untuk menyediakan listrik secara terbatas. Akibatnya sejumlah ruangan bergiliran menggunakan pendingin ruangan, termasuk ruang pers.
"Haduh, panas banget nih, AC (pendingin ruangan) enggak jalan, mendingan di luar saja lah," kata Novi, salah seorang wartawan di Gedung KPK, yang diikuti rekan-rekannya. Bahkan, sebagian wartawan membuka lebar-lebar pintu kaca ruang pers, suatu hal yang jarang dilakukan jika sedang berpendingin udara.
"Sabar ya. Kita di dalam (ruang kerjanya) juga kepanasan. Ini kan lagi pemadaman bergilir dan kita harus pakai genset, jadi gantian pakai AC-nya," kata Ipi Maryati, salah seorang staf Humas KPK menanggapi keluhan para wartawan.
Rupanya tidak hanya gedung KPK yang terkena jatah pemadaman bergilir. Daerah di sekitar Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, lainnya juga mendapatkan 'jatah' pemadaman bergilir pada waktu yang sama,