REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta penyelidikan kasus penyerangan terhadap Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cebongan, Sleman, Yogyakarta, yang menewaskan empat tahanan dilakukan secara transparan dan akuntabel.
"Tuntaskan, pertanggungjawabkan pada rakyat. Jadikan semuanya transparan dan akuntabel dengan menegakkan profesionalisme para penegak hukum," kata Presiden Yudhoyono dalam pengantar rapat terbatas bidang politik, hukum, dan keamanan di kantor presiden, Jakarta, Senin.
Presiden mengaku telah menerima laporan mengenai kejadian itu dari Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, beberapa jam setelah peristiwa terjadi.
"Saya telah mengeluarkan instruksi usut secara tuntas, tegakkan hukum siapa pun yang terlibat, untuk kepastian hukum dan keadilan," katanya menegaskan.
Presiden juga menyatakan dukungan penuhnya pada tim investigasi yang dibentuk aparat penegak hukum.
Pada Sabtu, 23 Maret, terjadi insiden penembakan di Lapas Cebongan yang menyebabkan empat tersangka kasus pembunuhan anggota TNI AD dari Kesatuan Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura, Sersan Satu Heru Santoso (31) di Hugo's Cafe Maguwoharjo, tewas.
Mereka adalah Angel Sahetapi alias Deki (31), Adrianus Candra Galaga alias Dedi (33), Gameliel Yermiayanto Rohi alias Adi (29), dan Yohanes Yuan (38).