Senin 01 Apr 2013 12:50 WIB

Purnawirawan Jenderal TNI Kritik Sikap Komnas HAM

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Karta Raharja Ucu
Komnas HAM
Foto: Antara/Reno Esnir
Komnas HAM

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laksamana Pertama (purn) Mulya Wibisono mengkritik sikap Komnas HAM, yang belum apa-apa sudah menuding pasukan khusus sebagai terduga penyerangan Lapas Cebongan.

Ia menyatakan, sangat tidak mungkin prajurit khusus beramai-ramai menyerang penjara, lalu membunuh empat orang dengan menembakkan puluhan amunisi. Sebab, sepengetahuannya, seorang prajurit terlatih itu dalam melaksanakan tugas, hanya dibekali maksimal dua peluru dan tidak mungkin boros menghabiskan peluru.

Nyatanya, kata dia, dalam foto yang beredar, terlihat banyak proyektil di sekitaran korban yang menandakan pelaku penyerangan tidak profesional.

"Komnas HAM jangan hanya berbicara HAM versi mereka, tapi harus mengacu Statuta Roma. Ini kita digiring oleh mereka untuk menyatakan pelaku penyerangan pasukan terlatih," ujar Mulya.

Sebelumnya kalangan purnawirawan jenderal TNI mengkritik lambannya pemerintahan Presiden SBY menyikapi kasus penyerangan Lapas Kelas IIB Cebongan, Sleman.

Mantan komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom), Mayjen (purn) Syamsu Djalal mengingatkan Presiden SBY agar segera menyelesaikan kasus bangsa, daripada sibuk memikirkan urusan partai. Ia semakin geram setelah SBY menerima jabatan ketua umum Partai Demokrat, yang semakin menyita waktunya untuk mengurusi negara.

"SBY itu prajurit apa tidak? Pancasilais apa tidak? Serakah ambil jabatan, presiden saja belum cukup," kata Syamsu di Jakarta, Senin (1/4).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement