Senin 01 Apr 2013 06:46 WIB

IPW: Sepanjang 2013, 13 Polisi Dikeroyok dan Dibacok

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Djibril Muhammad
Ketua Presidium IPW Neta S Pane
Ketua Presidium IPW Neta S Pane

REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Indonesia Police Watch (IPW) menyatat 13 polisi dikeroyok dan dibacok warga yang tidak bertanggung jawab. Pengeroyokan dan pembacokan terjadi sepanjang 2013, dari Januari hingga Maret. Dari jumlah itu, enam polisi dikeroyok dan tujuh polisi yang dibacok. 

"Lima di antaranya adalah perwira. Sisanya, tujuh polisi jajaran bawah," Kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam pesan singkatnya kepada Republika, Minggu (31/3).

IPW melalui Neta merasa prihatin dengan kondisi ini dan berharap anggota Polri meningkatkan kualitas latihan hingga bisa lebih profesional. 

Menurut Neta, kualitas latihan ini penting karena ke depannya, jumlah masyarakat yang makin nekat kian banyak, mengingat persoalan sosial ekonomi di masyarakat kian pelik dan sulit.

Neta menjelaskan, sejak tiga tahun terakhir, masyarakat yang anarkis dan kian nekat melakukan pengeroyokan terhadap polisi makin menunjukan fenomena yang mengkhawatirkan. 

Pada 2011 ada 20 polisi yang tewas saat bertugas. Pada 2012 meningkat, ada 29 polisi tewas dan 14 luka. Pada 2013 (baru 3 bulan) ada 13 polisi yang dikeroyok dan dibacok, dua di antaranya tewas. 

"Kasus terbaru adalah pengeroyokan Kapolsek Dolok Pardamean AKP Andar Siahaan hingga tewas," kata Neta.

Neta menilai ada tiga hal penyebab munculnya fenomena pengeroyokan polisi. Pertama, kesadaran hukum masyarakat kian rendah. Kedua, kejengkelan sebagian masyarakat tinggi karena menilai polisi cenderung arogan, diskriminatif, dan represif. Ketiga, polisi kurang terlatih dalam melakukan operasi penangkapan.

Selain itu, polisi juga kurang dilengkapi data komperhensif sehingga tidak bisa melakukan antisipasi maksimal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement