Ahad 31 Mar 2013 03:20 WIB

Habibie Tak Setuju Para Ibu Jadi TKW

Presiden RI ke-3 BJ. Habibie
Foto: Republika/Yasin Habibi
Presiden RI ke-3 BJ. Habibie

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Presiden RI ketiga, BJ Habibie menyatakan ketidaksetujuannya jika para ibu di Indonesia meninggalkan keluarganya menjadi tenaga kerja wanita di luar negeri.

"Seorang ibu memilik peran penting dalam membudayakan pendidikan anak-anaknya," kata Habibie saat acara "talkshow" dalam rangka HUT Ke-16 Yayasan Lembaga Pendidikan Al Firdaus Surakarta di The Sunnan Hotel di Solo, Sabtu (31/3).

Acara talkshow dengan tema "Mendidik dengan Hati" yang menghadirkan bintang tamu sosok pendidik sejati BJ Habibie tersebut diikuti sekitar 1.500 peserta baik dari unsur pelajar, mahasiswa, guru, wali murid, kalangan pengusaha, dan masyarakat umum.

Menurut Habibie, pihaknya sangat prihatin dengan kondisi tersebut, meski ibu-ibu yang menjadi TKW dengan tujuan mulia yakni mencari nafkah untuk membiayai pendidikan anak-anaknya. "Seorang ibu menjadi kunci penting dalam pembudayaan pendidikan anak sejak dilahirkan hingga dewasa," katanya.

Menurut dia, peran ibu amat penting dalam keluarga untuk membentuk perkembangan karakter anaknya sejak usia dini hingga dewasa.

BJ Habibie mencontohkan kehidupan keluarganya, yakni istrinya Ibu Ainun Habibie yang akhirnya tidak melanjutkan bekerja ke luar negeri demi anak-anaknya. Menurut dia, Ny. Ainun lah yang memimpin dan menjaga keluarga, karena dirinya sebagai kepala keluarga terlalu sibuk bekerja.

Namun Habibie bersama istri harus bisa menyempatkan diri kumpul dengan anak-anak meski kondisi sehari-hari dipenuhi kesibukan.

"Pendidikan dengan hati hanya dapat dilakukan cara kedekatan bersama anak-anaknya. Bapak dan ibu harus dengan sama anak meski sesibuk apapun," katanya.

Oleh karena itu, kata Habibie menganggap penting calon-calon ibu harus dilatih dan diajari serta diberikan informasi agar kelak menjadi cikal bakal untuk membesarkan anak. "Ibu harus dapat melakukan pembudayaan pendidikan yang ditentukan oleh dua faktor, yakni budaya dan agama," kata Habibie.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement