Sabtu 30 Mar 2013 19:11 WIB

SBY Akan Berhadapan dengan Asumsi Negatif Masyarakat

Rep: Ira Sasmita/ Red: Heri Ruslan
 Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Ani Yudhoyono tiba di lokasi Kongres Luar Biasa Partai Demkorat di Denpasar,Sabtu (30/3).(Republika/Aditya Pradana Putra)
Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Ani Yudhoyono tiba di lokasi Kongres Luar Biasa Partai Demkorat di Denpasar,Sabtu (30/3).(Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ditetapkannya Susilo Bambang Yudhoyono sebagai ketua umum Partai Demokrat akan menimbulkan persoalan eksternal yang lebih panjang. SBY akan berhadapan dengan asumsi negatif dari masyarakat.

"Akan ada pandangan di masyarakat, ini kemana presiden kita. Ini justru akan memunculkan asumsi yang negatif terhadap SBY," kata peneliti politik LIPI, Siti Zuhro saat berbincang dengan Republika, Sabtu (30/3).

Itikad SBY untuk membangun politik dinasti juga sudah tidak bisa disembunyikan lagi. Itu sudah terlihat saat nama-nama yang dimunculkan DPD adalah nama dia, istrinya Ani Yudhoyono, serta anaknya Edhie Baskoro Yudhoyono. 

Bagi masyarakat di luar Demokrat, kekhawatiran akan rangkap jabatan antara presiden dan pimpinan partai merupakan fenomena tak terelakkan. Tetapi, lanjut Siti, SBY tidak berpikir seperti itu.

"Justru dia (SBY) melegalkan, dengan banyaknya jabatan yang dipegangnya. Dia merasa powerfull," ungkap Siti.

Siti melihat yang terpenting bagi SBY adalah bagaimana memagang kekuatan sampai ke akar rumput. Yang selama ini dipegang oleh Anas. SBY ingin kekuasaannya tidak hanya bersifat elitis. Tujuannya, karena presiden RI dua periode itu ingin membangun kekuatan politik. SBY tengah menyiapkan kekuatan karena sebentar lagi jabatannya sebagai presiden akan berkahir.

Bahwa jabatannya hanya sementara, serta tambahan jabatan ketua harian dan pengurus harian, menurut Siti itu bukan fokus utama. SBY memang membutuhkan jabatan ketum tersebut. Tanpa mempedulikan bahwa telah terjadi degenerasi.

"Posisi dia membuat semuanya tiarap. Marzuki, pendukung Anas, semua tiarap," tutur Siti.

 

Siti menambahkan,  SBY perlu mengubah konstitusi terlebih dahulu. Pengubahan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) diperlukan untuk menjustifikasi keterpilihan SBY secara hukum. Apalagi bila perangkat organisasi ditambah dengan ketua harian, dan pengurus harian. Serta penegasan rincian kerja ketum dan ketum harian.

Melalui SK nomor 04/KLB/PD/III/2013 SBY ditetapan sebagai ketua umum terpilih Partai Demokrat, di  Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Sabtu (30/3). SBY terpilih secara aklamasi dengan masa bakti 2013-2015.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement