Kamis 28 Mar 2013 19:00 WIB

YLKI: Transportasi Laut Terancam Mati

Rep: Muhammad Iqbal / Red: A.Syalaby Ichsan
Pelabuhan feri Tanjung Pinang
Foto: Republika
Pelabuhan feri Tanjung Pinang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan pemerintah dalam pengembangan transportasi di Indonesia, khususnya transportasi laut dinilai salah kaprah dan salah konsep.  

Anggota Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan perlu perubahan paradigma dalam pengembangan transportasi laut.

"Sepanjang belum ada perubahan, transportasi laut akan mati," tutur Tulus dalam diskusi publik terbatas bertajuk Masa Depan Transportasi Laut di Indonesia di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Kamis (28/3).

Menurut Tulus, kesalahanan paradigma tersebut tercermin dari kebijakan antar sektor transportasi yang sifatnya kanibalistik.  Maksudnya, antara satu sektor dengan sektor lainnya tidak seiring dan sejalan.  Tulus melihat pengembangan transportasi udara dan darat lebih diutamakan daripada transportasi laut.

 Tulus juga menyinggung kesepakatan ASEAN Open Skies 2015 yang berdampak pada status bandara di Indonesia menjadi bandara internasional.  Kondisi ini akan mengakibatkan tingginya intensitas penerbangan yang ujung-ujungnya dapat mengancam transportasi laut secara keseluruhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement