Rabu 27 Mar 2013 17:09 WIB

20-30 Ribu Ikuti Program Pemagangan

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Djibril Muhammad
Program Pemagangan
Foto: blogspot.com
Program Pemagangan

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pada tahun ini diperkirakan sekitar 20-30 orang dari seluruh Indonesia ikut program pemagangan di dalam maupun luar negeri. Dari jumlah tersebut sekitar 10 persennya ikut program pemagangan ke luar negeri.

"Dari jumlah tersebut sekitar 13 ribu orang diantaranya didanai dengan APBN di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, sedangkan sisanya didanai Pemerintah Daerah dan Corporate Social Responsibility (CSR)," kata Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Abdul Wahab Bangkona usai acara Pembukaan Pemagangan Dalam dan Luar Negeri, Hotel Inna Garuda Yogyakarta, Rabu (27/3).

Menurut Wahab, perusahaan yang berpartisipasi dalam program pemagangan sekitar 10 ribu perusahaan. "Kami harapkan dengan banyaknya orang yang berminat dalam program pemagangan, partisipasi perusahaan perlu ditingkatkan. Kalau bisa semua perusahaan berapapun karyawannya bisa menyertakan adik-adik untuk magang supaya mereka bisa mandiri," ujarnya.

Pemagangan ini berbeda dengan pendidikan, karena kalau pemagangan di dunia kerja riil, mereka langsung mengetahui standar kualitas, dan keinginan konsumen. Peserta yang ikut program pemagangan ke luar negeri tahun ini  akan dikirim ke Jepang, Australia, Singapura, Kanada, Korea, Malaysia.

Wahab berpesan bagi mereka yang magang di Jepang jangan sampai melarikan diri. Kalau mereka keluar dari program pemagangan, perlindungannya tidak akan di-cover lagi. Dari pengalaman selama ini ada sekitar 0,8 persen yang melarikan diri.

Bagi mereka yang keluar dari program pemagangan apabila sakit tidak akan dibiayai pengobatannya. Sehingga ada yang sampai meninggal di sana.

"Walaupun hanya 1-2 orang yang melarikan diri, kami tidak ingin peserta program pemagangan di Jepang meninggalkan program. Kalau mereka masih ikut program pemagangan , kami bertanggungjawab penuh dan 24 jam kami urusi seperti anak sendiri," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement