REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Partai Hanura Wiranto mengatakan, memang banyak orang yang ingin mencalonkan jadi presiden. Dari mantan anggota militer, politisi asli, seniman, sampai penyanyi dangdut.
Kalau dicermati, ujar Wiranto, yang membuat orang tertarik menjadi presiden antara lain kehormatan, kebanggaan diri, juga fasilitas yang nyaman.
Ia juga mengaku pernah memiliki pengalaman menjadi ajudan presiden selama tiga tahun. “Memang enak fasilitas menjadi presiden, ke mana-mana tidak bayar, orang mau protes tinggal disingkirkan, serba enak,”ujarnya dalam acara Seri Kuliah Umum Kandidat Presiden 2014, di Jakarta, Rabu, (27/3).
Saat menjadi ajudan presiden, terang Wiranto, ia ikut naik mobil Mercedes anti peluru rasanya nyaman sekali. Lalu saat ikut presiden ke Jepang, ia juga tinggal di hotel bintang lima yang mewah.
“Namun seharusnya jangan sampai teman-teman yang ingin menjadi presiden ini hanya terkecoh oleh nikmatnya fasilitas luar biasa,”terangnya.
Menjadi seorang presiden, ujar Wiranto, adalah tanggung jawab yang sangat besar. Ia merupakan kepala negara yang diberi mandat oleh rakyat.
“Fasilitas serba mewah itu diberikan hanya sebagai instrumen agar ia fokus dalam menjalankan tugas-tugasnya yang sangat berat,”ujarnya.
Seorang presiden, kata Wiranto, harus memiliki jiwa pemimpin. Sebab ia memiliki tugas untuk memutuskan berbagai kebijakan seperti ekonomi maupun hukum untuk kepentingan rakyat. Pemimpin memiliki peran yang penting untuk menjaga kedaulatan negara.
Pemimpin, lanjut Wiranto, harus memiliki filsafat Tri Dharma yang sudah dicetuskan oleh Pangeran Sambernyowo. Tri Dharma itu antara lain, merasa ikut memiliki negara, wajib membela negara, berani mengoreksi diri sendiri serta mengoreksi negerinya sendiri.