REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan beberapa konflik antar etnis yang terjadi di wilayah ini dalam beberapa waktu terakhir telah mengusik suasana damai yang telah lama tumbuh.
"Yogyakarta kini mengalami kemunduran. Selama 40 tahun, di wilayah ini tidak pernah ada kasus perkelahian antaretnis," kata Sultan pada Saresehan Penanganan Konflik Sosial, di Sleman, Rabu (27/3).
Menurut dia, masing-masing kepala daerah diminta ikut bertanggung jawab atas konflik yang terjadi beberapa hari lalu. "Secara ketugasan, identifikasi konflik merupakan wewenang bupati/walikota. Sedangkan aparat hukum bertugas menindak jika ada unsur pelanggaran di dalamnya," katanya.
Ia mengatakan, diharapkan Yogyakarta tetap aman dan nyaman bagi siapa pun penduduk yang ingin menjadi masyarakat provinsi ini.
"Namun pendatang agar jadi warga yang baik. Tidak perlu jadi orang Yogya agar bisa diterima di sini. Masyarakat sini tidak mempersoalkan latar belakang daerah, sepanjang bisa membaur, 'no problem'," katanya.