REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono menyatakan pihaknya akan membatasi pendirian asrama mahasiswa dari luar daerah.
"Pendirian asrama akan dibatasi, izin dipersulit karena semakin banyak asrama justru jadi perkumpulan etnis yang rawan memicu konflik," kata Sultan Hamengku Buwono disela Saresehan Sinerginitas Penanganan Konflik Sosial di Sleman, Rabu.
Menurut dia, selama ini kecenderungan mereka yang tinggal di asrama hanya bergaul dengan teman se asrama atau sesama etnis.
"Mereka yang tinggal di asrama daerah ini jadi kurang bisa bersosialisasi dengan warga lain, sehingga ini juga sering memicu konflik dengan etnis lain," katanya.
Ia mengatakan, Pemerintah DIY ke depan akan mempersulit izin pembangunan asrama mahasiswa luar daerah. "Akan lebih baik bila mahasiswa luar daerah tinggal di kost yang ada di masyarakat sehingga bisa berbaur dengan warga setempat dan etnis lain," katanya.
Sultan mencontohkan sejumlah konflik yang muncul seperti di Babarsari, Depok, Sleman juga dipicu solidaritas etnis. "Maka akan lebih baik jika mahasiswa luar daerah tidak di asrama dan berbaur dengan warga lainnya," katanya.
Hadir dalam sarasehan ini Kapolda DIY Brigjen Polisi Sabar Raharjo, Danrem 072 Pamungkas Brigjen Adi Wijaya, Bupati Sleman Sri Purnomo, Ketua DPRD Sleman Kuswanto, Danlanal, Dandim Sleman, Kapolres Sleman AKBP Hery Sutrisman.
Saresehan juga menghadirkan tokoh-tokoh masyarakat, perwakilan dari tokoh daerah dan mahasiswa luar daerah.