Selasa 26 Mar 2013 12:31 WIB

Penyerangan Lapas Jangan Jadi Persoalan Etnis

Rep: Andi Ikhbal/ Red: A.Syalaby Ichsan
 Sejumlah personel Brimob dan TNI bersenjata lengkap bersiaga setelah terjadi penyerbuan di Lapas 2B Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (23/3).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Sejumlah personel Brimob dan TNI bersenjata lengkap bersiaga setelah terjadi penyerbuan di Lapas 2B Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (23/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kodim 07/32 Sleman menggelar silaturrahim dengan warga masyarakat luar daerah Yogyakarta. Dandim 07/32 Sleman Letkol Inf Satriyo Pinandaojo mengungkap, kegiatan  untuk menciptakan suasana kondusif.

Terlebih, pacaterjadinya peristiwa di Lapas IIB Cebongan, Mlati, Sleman Sabtu (24/3) malam lalu, banyak isu yang dinilai tidak dapat dipertanggungjawabkan. "Sehingga, warga di luar Yogya pun merasa resah," kata Kamdiyo pada Republika, Selasa (26/3).

Selain mengundang sebagian warga dari luar daerah Yogya, Kodim 07/32 Sleman  mendatangkan tokoh masyarakat dan pemuka agama di Sleman. Dengan begitu, akan kembali tercipta kerukunan antarwarga, baik penduduk asli Yogya, maupun pendatang.

Meski  kejadian tersebut tidak terlalu berpengaruh di Kabupaten Sleman, dia menilai, kondisi masyarakat harus tetap diperhatikan. Dengan memberikan pengertian kepada warga, diharapkan mereka tidak mudah terprovokasi dengan adanya provokasi konflik antaretnis.

Pengamat Sosial Politik UGM Ari Sujito menjelaskan, bila harus diadakan pertemuan dan sosialisasi, maka bukan hanya masyarakat luar daerah yang diundang, melainkan semua warga Yogyakarta.

Dengan begitu, TNI tidak terkesan menyalahkan suatu kelompok."Jangan sampai hal ini berkembang menjadi permasalahan etnis," kata Arie pada Republika, Selasa (26/3).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement