REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Pengurus Setara Institute Hendardi, menyarankan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta jajarannya agar tak paranoid dan tidak mencari kambing hitam dengan melemparkan isu kudeta.
"Sebaiknya Presiden fokus saja mengurus negara daripada terus memantik kegaduhan politik dengan melemparkan isu kudeta terhadap pemerintahan," kata Hendardi melalui pesan elektronik diterima di Jakarta, Minggu.
Hendardi mengatakan kegaduhan politik yang diakibatkan isu-isu yang dilemparkan pemerintah bisa berimplikasi pada melemahnya kohesi sosial, destabilitas politik baru dan guncangan ekonomi sosial.
Menurut dia, sikap paranoid terhadap isu-isu kudeta tidak akan dapat menyelesaikan masalah. Daripada melemparkan isu kudeta yang bisa menciptakan kegaduhan politik, lebih baik Presiden dan jajarannya fokus pada substansi persoalan.
"Beberapa kali isu kudeta yang dilemparkan Presiden dan penyikapan oleh otoritas negara semakin menunjukkan paradoks dan menyimpang dari nalar umum tentang situasi politik nasional mutakhir," tuturnya.
Menurut Hendardi, kegaduhan politik dan potensi instabilitas yang terjadi sesungguhnya dipantik oleh Presiden sendiri yang sudah tidak lagi fokus mengurus negara.
Alih-alih menyelesaikan persoalan mendasar kenegaraan dan kebangsaan, kata dia, Presiden lebih sering mencari kambing hitam tentang musuh negara.
"Cara tersebut lebih mudah memupuk simpati dan dukungan publik atas pemerintahan yang semakin rapuh dan tidak solid, dibanding mengatasi substansi persoalan," kata Hendardi.
Sebelumnya, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak terganggu sama sekali dengan adanya rencana kudeta yang akan dilakukan pada Senin (25/3), sehingga akan tetap bekerja.
"Pada Senin 25 Maret, Presiden memiliki agenda yang padat dan beliau akan tetap bekerja seperti biasa," kata Daniel, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.
Dia menegaskan bahwa Presiden tidak merasa terganggu atau terpengaruh dengan isu atau rencana kudeta yang beredar akhir-akhir ini, dan yang diduga bertujuan untuk melengserkan dirinya dari pemerintahan.