Ahad 24 Mar 2013 12:07 WIB

Bangun Drainase, Karawang Rogoh Kocek Hingga Rp 50 M

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Djibril Muhammad
Pembuatan drainase sering menggangu jalanan
Foto: Antara
Pembuatan drainase sering menggangu jalanan

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Karawang, akan membangun drainase di wilayah perkotaan. Anggaran untuk pembangunan drainase tersebut, mencapai Rp 50 miliar.

Drainase tersebut, untuk meminimalisasi kerusakan jalan kabupaten. Sebab, salah satu penyebab kerusakan itu, akibat jalan sering tergenang air.

Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Karawang, Acep Jamhuri, mengatakan, berdasarkan analisa di lapangan, ternyata banyak ruas jalan raya kabupaten, yang tak memiliki drainase. Akibatnya, ketika musim penghujan jalan tersebut tergenang air cukup lama. Sehingga, bisa dipastikan jalan tersebut mudah rusak. 

"Karena itu, sebelum ke perbaikan jalan, kami akan membuat drainasenya dulu," ujar Acep, kepada Republika, Ahad (24/3). 

Dari total anggaran yang ada di bina marga, lanjut Acep, yakni sebesar Rp 396 miliar, Rp 50 miliar di antaranya khusus untuk drainase dan turap (penahan tanah).

Untuk wilayah yang akan dibangun drainase itu, untuk sementara di sekitaran perkotaan dulu. Seperti, Jl Niaga, Tuparev, Kertabumi, serta sekitaran Johar. 

Sepertinya, pembangunan drainase ini akan mulai pada April mendatang. Bila sudah ada drainase, instansi ini baru akan memperbaiki jalan-jalan kabupaten yang sudah rusak. Mengingat, kerusakan jalan kabupaten di wilayah ini sudah sangat parah.

Diakui Acep, saat ini pola perbaikan jalan diubah dari pola sebelumnya. Dulu, bila ada yang rusak, jalan tersebut langsung diperbaiki. Tanpa, dicari dulu penyebab utama yang mengakibatkan jalan itu mudah rusak. Kini, polanya berbeda. Penyebabnya diminimalisasi dulu. Setelah itu, baru ke bagian jalannya. 

Pola ini akan diterapkan, terutama di wilayah perkotaan dulu. Sedangkan, untuk jalan kabupaten di pedesaan, masih menggunakan pola lama. Sebab, jalan di pedesaan biasanya sudah ada saluran pembuang airnya. 

Sementara itu, akibat jalan rusak, program jalur satu arah di sepanjang Jl Kertabumi sampai Niaga, terhambat. Seharusnya, jalur satu arah itu akan direalisasikan pada April mendatang. Akan tetapi, sepertinya realisasi ini akan molor, sampai jalannya diperbaiki.

Kasat Lantas Polres Karawang, AKP Rano Hadianto, mengatakan, sistem satu arah (one way) di Jl Kertabumi, Jl Arif Rahman Hakim atau Jl Niaga, harus menunggu perbaikan jalan dulu. Padahal, sudah dua bulan yang lalu telah dilakukan sosialisasi untuk jalur searah tersebut.

"Sosialisasinya, antara satu sampai dua jam. Jadi di sepanjang jalan itu telah diberlakukan sistem searah," ujar Rano.

Alasan diberlakukannya jalur searah, yaitu untuk mengurangi kemacetan. Mengingat, di sepanjang Jl Kertabumi-Niaga yang panjangnya sekitar 1,2 kilometer itu, setiap hari selalu macet. Terutama, saat jam pulang sekolah dan bubaran kantor.

Berdasarkan hasil uji coba, kemacetan yang kerap melanda Karawang kota itu dapat terurai. Karena itu, sistem jalur searah ini dinilai efektif untuk mengurangi kemacetan. Namun, masih ada kendala yang menghambat sistem ini diberlakukan. Yakni, masih banyaknya parkir liar.

Secara terpisah, Sekretaris Diskominfo Karawang, Nunu Nugraha, mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan sedikitnya 120 rambu lalulintas guna mendukung pemberlakukan arus lalulintas searah tersebut. Sebagian rambu tersebut telah dipasang pada titik-titik tertentu. "Kami juga akan menertibkan parkir liar," ujar Nunu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement