Ahad 24 Mar 2013 06:39 WIB

Didik J Rachbini: Demokrasi Indonesia Punya Wajah Ganda

Pasangan cagub DKI Jakarta, Hidayat Nurwahid - Didik J Rachbini.
Foto: Dhoni Setiawan/Antara
Pasangan cagub DKI Jakarta, Hidayat Nurwahid - Didik J Rachbini.

REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG -- Politikus Didik J Rachbini mengungkapkan, saat ini demokrasi di Indonesia masih mempunyai wajah ganda yaitu wajah tradisional dan wajah modern sehingga setiap parpol akhirnya mempunyai strategi yang berbeda untuk meraih dukungan di satu wilayah.

"Ada daerah yang rakyatnya masih pragmatis menghadapi demokrasi dan ada yang sudah dewasa yaitu yang tidak terpengaruh dengan kekuatan uang," katanya pada Diskusi 'Lingkar Inspirasi: Demokrasi Berkualitas' di Pasar Malam Indonesia 2013 di Lapangan Malieveld, Den Haag, Belanda, Sabtu (24/3).

Ia mengungkapkan, sebuah survei di Mojokerto, Jatim dengan 400 responden dan tingkat error lima persen menunjukkan 39,6 persen responden akan memilih parpol atau calon legislatif yang memberikan mereka uang, sembako, perbaikan jalan di kampungnya dan modal usaha.

"Riset seperti itu banyak dipakai parpol dan politisi agar mereka bisa meraih dukungan. Artinya membeli demokrasi di daerah tertentu itu mudah yaitu dengan menebar uang," katanya.

Namun, fenomena Pilkada Jakarta 2012, mencerminkan wajah lain dari demokrasi di Indonesia karena menurut survei elektabilitas Hidayat Nur Wahid, salah satu calon saat itu mencapai 60 persen, sementara Jokowi yang datang dari daerah hanya 20-30 persen, namun faktanya Jokowi meraih dukungan luar biasa dari rakyat.

"Rakyat seperti tidak dibeli dengan uang, dana baksos atau bagi-bagi sembako. Salah satu dukungan besar terhadap Jokowi adalah media dan para sukarelawan yang bekerja tanpa dibayar," katanya menegaskan.

Fenomena lain dari demokrasi di Indonesia, adalah pudarnya pertarungan ideologi antarparpol karena sudah tidak ada lagi parpol di Indonesia yang arah politiknya kiri, kanan, dan tengah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement