Sabtu 23 Mar 2013 21:14 WIB

Indonesia Jadi Rujukan Halal di 24 Negara

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Mansyur Faqih
Produk Halal (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Produk Halal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Indonesia  memiliki peran penting dengan menjadi rujukan dalam penentuan halal. Ini karena penetapan halal di dunia masih bervariasi dan banyak versi. Indonesia hadir menjadi penengah atau bahkan pelopor untuk menentukan proses penetapan halal yang benar. Yaitu, dengan menggabungkan kelompok ilmuwan dan ahli fiqih.

Standar halal Indonesia pun sekarang sudah dijadikan rujukan untuk 24 negara. Terakhir Rusia, menyatakan ingin mengikuti standar halal Indonesia. "Ini merupakan bukti, respon internasional sendiri juga sangat positif," ujar Presiden Dewan Pangan Halal Dunia (WHFC) Lukmanul Hakim di Semarang, Sabtu (23/3).

Saat ini, jelas dia, perdagangan produk pangan halal kini tidak dapat dipandang sebagai sesuatu yang eksklusif. Namun sudah berpeluang mendominasi perdagangan dunia. Perdagangan produk pangan halal dunia dewasa ini sudah mencapai 630 miliar dolar. Atau mendekati 50 persen perdagangan pangan dunia yang mencapai 1,3 triliun dolar. Ini dapat diartikan perdagangan halal ini sudah menjadi perdagangan global dan tidak lagi eksklusif.

"Dulu perdagangan halal ini dianggap sangat eksklusif dan hanya untuk orang Islam," ujarnya.

Sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim, Indonesia diminta dapat memanfaatkan peluang ini. Karena dalam waktu singkat, pangan halal akan mendominasi perdagangan internasional. Misalnya, Amerika Serikat dan Australia yang fokus menggarap perdagangan halal. "Tak ketinggalan beberapa negara Uni Eropa juga sudah membuat standar halal," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement