REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Sebanyak 124 penumpang dan anak buah kapal (ABK) Wihan Sejahtera tujuan Balikpapan - Surabaya yang terkatung-katung selama lima hari di Perairan Tabanio, sejak Senin (18/3), tiba di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin dengan selamat.
Sebanyak 90 orang penumpang dan anak buah kapal yang diangkut oleh kapal milik Polairud Nakula 7002 tiba di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, Jumat sekitar pukul 00:00 WITA.
Sebagaimana 37 penumpang kapal yang telah dievakuasi sebelumnya, wajah letih seluruh penumpang, baik anak-anak, perempuan maupun laki-laki sangat terlihat setelah mereka terkatung-katung sambil menunggu kapal diperbaiki.
Seluruh penumpang, kini ditampung di Pelabuhan Trisakti sambil menunggu keputusan dari pihak kapal, apakah mereka akan diberangkatkan dengan kapal lain, atau menunggu kapal milik PT Trimitra Samudra selesai diperbaiki.
Saat ini, kapal yang mengalami rusak mesin, setelah satu hari dalam perjalanan dari Balikpapan menuju Surabaya tersebut, masih tertahan di Perairan Tabanio.
Sebelumnya, salah seorang penumpang kapal, Daruji, warga Balikpapan, tampak pucat dan lesu saat tiba dan turun dari kapal di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, usai dievakuasi oleh Ditpolair Polda Kalsel.
"Kami terkatung-katung lima hari, sehingga terasa sangat lelah, walaupun hanya duduk dan tidur di kapal," katanya.
Menurut Daruji, kapal milik PT Trimitra Samudra Balikpapan tersebut berangkat dari Balikpapan pada Sabtu malam (17/3). Setelah dalam perjalanan dan sampai di Perairan Tabanio pada Senin (18/3), tiba-tiba kapal terhenti dan ternyata mengalami kerusakan mesin.
"Seluruh petugas teknik katanya sedang berusaha keras untuk memperbaiki mesin tersebut, namun hingga Kamis (21/3) kapal tidak kunjung baik, kami pun semakin resah," katanya.
Kepala Sud Direktorat Penegakakn Hukum Ditpolair Polda Kalsel, AKBP Kukuh Sik di Banjarmasin, Jumat mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi dari pihak kapal yang meminta tolong agar dilakukan evakuasi terhadap kapal tersebut.
"Sekitar pukul 15:00 WITA, kita telah mengirimkan dua kapal besar milik Nakula dan Walet untuk menjemput Kapal Wihan Sejahtera tersebut di Perairan Tabanio Kalimantan Selatan," katanya.
Kukuh menambahkan, kapal tersebut mengalami kerusakan mesin, sehingga tidak bisa melanjutkan perjalanan. Diduga karena bagian teknik tidak mampu lagi memperbaiki kapal, akhirnya, mereka menelepon ke Polair untuk dilakukan evakuasi.