REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Pencemaran bakteri e-coli di sumur warga bantaran sungai di Yogyakarta pada 2013 ini masih sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta 75 persen sumur warga bantaran kali di kota itu positif tercemar bakteri yang ada dalam tinja manusia tersebut.
Penelitian sendiri dilakukan sejak awal 2013 lalu. "Jika dibanding 2012, pencemaran e-coli sudah menurun. Tapi memang masih tinggi," terang Kepala Bidang Pengawasan dan Pemulihan Lingkungan BLH Kota Yogyakarta, Ika Rostika, Jumat (22/3).
Tahun lalu kata dia, sumur warga bantaran kali yang tercemar e-coli mencapai 85 persen. Tahun ini jumlah itu menurun 10 persen.
BLH kata Ika, telah melakukan uji labolatorium terhadap kualitas air sumur warga bantaran sungai. Ada 76 sumur yang diambil secara acak dari warga bantaran sungai.
Yogyakarta terbelah oleh tiga sungai besar yaitu, Kali Gadjahwong, Winongo dan Code.
Ika mengaku terus berupaya menekan angka pencemaran tersebut dengan beberapa program. Pasalnya, e-coli akan menyebabkan wabah diare jika terus dibiarkan.
"Tahun ini kami juga sudah menunjuk petugas ulu-ulu atau penjaga sungai," ujarnya.
Petugas ini kata dia, berwenang untuk menjaga kebersihan sungai dari smapah dan limbah rumah tangga maupun industri. "Sudah ada 10 orang yang ditangkap ulu-ulu karena tertangkap basah membuang sampah ke sungai," terang Ika lagi.