Kamis 21 Mar 2013 22:06 WIB

Pemkab Teliti Penurunan Permukaan Tanah Cekungan Bandung-Soreang

Rep: Ghalih Huriarto/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Permukaan muka tanah di Cekungan Bandung-Soreang diduga turun. Dinas Sumberdaya Air Pertambangan dan Energi (SDAPE) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung sedang melakukan penelitian terkait adanya penurunan muka tanah tersebut.

Selain penurunan muka tanah, di Kabupaten Bandung pun terjadi retakan tanah yang mengancam 18 kecamatan. Kepala Seksi Air Tanah Dinas SDAPE Kabupaten Bandung, Noor Rizkin Arif mengatakan, dugaan penurunan muka tanah di cekungan Bandung-Soreang sudah mengemuka sejak beberapa bulan lalu.

Adanya dugaan tersebut membuat Dinas SDAPE melakukan penelitian penurunan muka tanah di beberapa kecamatan.

"Kami juga waktu itu tahu dari media, di mana ada pernyataan adanya potensi penurunan muka tanah. Kalau tidak salah ada penelitian independen yang dilakukan di Kabupaten Bandung," ujarnya saat ditemui di Kantor Dinas SDAPE, Kamis (21/3). 

Dari informasi itulah, Dinas SDAPE melakukan penelitian untuk membuktikan adanya penurunan muka tanah. Pihaknya memasang patok di sepuluh titik di Kabupaten Bandung.

Beberapa lokasi yang dipasang patok di antaranya adalah Kecamatan Rancaekek, Cikancung, Majalaya, Baleendah, Katapang, Soreang. "Patok tersebut sudah dipasang sejak Oktober tahun lalu," katanya.

Setelah pemasangan patok, kata Rizkin, pihaknya akan memasang alat global positioning system (GPS) di atas patok tersebut. Dari pemasangan GPS tersebut, akan diamati penurunan muka tanah dengan membandingkan dengan titik yang lain.

Sepuluh titik yang akan diamati melalui GPS akan dianalisa dengan data citra satelit. "Selama 12 jam GPS akan dipasang di atas patok. Nah alat itu akan merekam data. Kemudian dianalisis dengan melibatkan ahli geodesi dan geomatika," ujarnya. 

Dari data tersebut, kata Rizkin, akan didapatkan data empiris. Data tersebut kemudian yang bisa menunjukkan terjadinya penurunan muka tanah. Dari data tersebut juga bisa diketahui laju penurunan muka tanah yang diduga terjadi di Cekungan Bandung-Soreang.

"Kami akan mengumpulkan data-data empiris. Dari situ bisa diketahui berapa laju penurunan tanah setiap tahunnya. Kami akan mulai pengamatannya pada Juli mendatang," katanya.

Menurut Rizkin, beberapa dugaan yang menyebabkan terjadinya penurunan muka tanah adalah maraknya pembangunan gedung dan penggunaan air bawah tanah yang berlebihan. Namun hal tersebut belum bisa dipastikan terjadi di Kabupaten Bandung.

Lokasi yang rawan penurunan muka tanah adalah di kawasan industri dan permukiman padat. "Lokasi yang sudah terjadi penurunan muka tanah adalah di Kecamatan Bojongsoang. Namun berapa tingginya, belum kami ketahui. Namun di Bojongsoang itu lokasinya rawa," ujarnya.

Selain adanya dugaan penurunan muka tanah, di Kabupaten Bandung juga terjadi retakan yang mengancam 18 kecamatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement