Rabu 20 Mar 2013 10:29 WIB

Ingin Revitalisasi Kota Tua, Pemprov Diminta Konsisten

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Mansyur Faqih
 Suasana halaman Museum Fatahillah yang telah bersih dari pedagang Kaki Lima (PKL) di Kawasan Kota Tua, Jakarta, Ahad (3/2).   (Republika/Adhi Wicaksono)
Suasana halaman Museum Fatahillah yang telah bersih dari pedagang Kaki Lima (PKL) di Kawasan Kota Tua, Jakarta, Ahad (3/2). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH -- Ide perbaikan Kota Tua mendapatkan tanggapan positif dari Unesco untuk bekerja sama. Agar revitalisasi terlaksana, BUMN dan Pemda harus konsisten terhadap rancangan perbaikannya. Ketua KDH dan KLN DKI Jakarta, Heru B Hartono mengatakan untuk perbaikan Kota Tua, pemerintah daerah harus konsisten. Begitu juga pemilik bangunan seperti BUMN yang harus memahami nilai sejarahnya.

Menurutnya, 15 tahun yang lalu pemprov telah memiliki konsep perbaikan. Namun tidak konsistensinya semua pihak membuat program itu berjalan ditempat. Ia berharap hal itu tak terulang lagi pada program bantuan revitalisasi Kota Tua dari Unesco. Apalagi, bantuan itu hanya berbentuk konsep. Sedangkan anggarannya tetap berasal dari pemerintah provinsi.

"Konsep yang telah disetujui akan dijadikan contoh untuk merenovasi sebuah bangunan," ujarnya di Balai Kota, Jakarta, Rabu (20/3). Untuk bangunan milik perorangan akan diberikan pemahaman rasa memiliki karena nilai sejarah bangunan Kota Tua sangat tinggi.

Heru berharap dengan cara seperti itu semangat untuk revitalisasi akan berlanjut. Sehingga, seluruh pihak dapat menyepakati master plan dan tidak berubah sikap lagi. Apalagi mengingat banyak gedung tua yang memiliki nilai sejarah tinggi malah dijadikan gudang. "Pemda DKI harus memberikan bantuan kepada pemilik gedung untuk pengecatan juga intensif," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement