REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH -- Kota Tua sebagai peninggalan sejarah akan direvitalisasi. Lembaga perwakilan dari PBB, Unesco tertarik untuk bekerja sama dengan Pemprov DKI dalam membuat master plan Kota Tua. Kabiro KDH dan KLN DKI Jakarta Heru B Hartono mengatakan, Unesco sangat antusias terhadap Kota Tua karena kurangnya perhatian pemerintah. "Selama ini Kota Tua di Jakarta tidak seperti 10 tahun lalu, karena ada Dinas Kebudayaan yang memperhatikannya sangat intens," ujarnya di Balai Kota, Jakarta, Rabu (20/3).
Padahal, lanjutnya, Kota Tua merupakan area bersejarah yang bagus. Heru mencontohkan stasiun Tanjung Priok yang infrastruktur bangunannya hanya ada dua di dunia, yaitu Eropa dan Indonesia. Masalah utama kurang diperhatikannya Kota Tua karena bangunan di sana sebagian besar milik pribadi. Meski pun ada beberapa yang dimiliki BUMD dan BUMN.
Dua tahun lalu sempat ada program untuk perbaikan rel kereta api yang kini dimiliki PT KAI. Pemerintah Kota Jakarta Barat dan Jakarta Utara pun juga harusnya dapat bekerja sama. Padahal bangunan tua di sana memiliki nilai sejarah yang bagus tetapi mereka kurang memahaminya. "Perbaikan Kota Tua-Tanjung Priok dan Kota Tua-Manggarai harusnya bisa berjalan berkolaborasi," tambahnya.
Sedangkan program kongkret perbaikan Kota Tua masih dalam bentuk proposal dari Unesco. Selanjutnya pengajuan usulan tersebut akan diberikan arahan terlebih dahulu dari Pemprov DKI. "Kita akan berkolaborasi dengan Menteri BUMN, Menkokesra, dan Menteri Pariwisata," ujarnya.
Untuk waktu perbaikan Kota Tua, menurutnya, masih menunggu proposal yang harus dipelajari. Pemprov akan mempelajari proposal itu selama dua pekan kemudian mengundang pihak terkait untuk mendapatkan arahan. Sebelumnya renovasi insiatif telah dilakukan di Kota Tua, salah satunya Toko Merah.