REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tikar mendong dari Tasikmalaya menjadi suvenir bagi jamaah haji nasional. Program ini akan diawali dari Jawa Barat dan rencananya diluncurkan Juli 2013. "Saya sangat setuju dan mendukung tikar atau samak tersebut jadi suvenir jamaah haji," ujar Gubernur Jabar Ahmad Heryawan di Kota Bandung, Selasa (19/3).
Menurutnya, penggunaan tikar menjadi suvenir akan menjadi ajang promosi cukup efektif. Karena Indonesia mengirimkan jutaan jamaah haji setiap tahun ke Tanah Suci. "Ajang promosi produk sehingga bisa memberdayakan ekonomi kecil," tambah dia.
Meski pun begitu, Heryawan meminta kebijakan tersebut dikomunikasikan secara saksama antarpihak yang terkait. Khususnya Kementrian Agama sebagai pengambil kebijakan haji. "Harus dikomunikasikan dengan kanwilnya supaya lebih jelas," ucapnya.
Di tempat terpisah, Plt Sekda Provinsi Jabar, Pery Soeparman, menyatakan penggunaan tikar bagi jamaah haji itu berdasarkan hasil rapat di Kantor Menko Perekonomian pada 8 Maret 2013. Tikar mendong, katanya, mempunyai saingan tikar plastik buatan Cina. Namun, tikar buatan masyarakat Tasik ini memiliki keunggulan tersendiri, yakni motif beragam serta berbahan baku alami sehingga ramah lingkungan dan bisa didaur ulang menjadi pupuk.
Soal bahan baku, lanjutnya, pihaknya tidak terlalu khawatir karena akan dipasok dari sejumlah daerah di luar Jabar, seperti Malang, Yogyakarta, dan Sleman. Daerah-daerah tersebut sudah berani menjamin pasokan bahan baku pembuatan tikar. Pery menilai tikar mendong akan sangat bermanfaat bagi jamaah. Selain dipakai sebagai alas istirahat juga bisa menjadi alas sajadah. "Rencana, logo produk Tasikmalaya akan dipasang di situ dan tentu saja dalam kemasannya didesain berunsur Jawa Barat," katanya.