REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku merugi atas ancaman Apindo terkait hengkangnya 90 perusahaan ke Jawa Tengah.
Namun hal itu tidak masalah karena setiap ada yang pergi maka akan ada yang datang lagi. Ahok berharap Jakarta dapat bermain di sektor bisnis yang mampu memelihara warganya.
"Jadi upah harus di atas KHL (komponen hidup layak), perusahaan yang tidak mampu silakan minggir, Jakarta bukan imperialis," ujarnya di Balai Kota, Jakarta, Selasa (19/3).
Menurutnya, perusahaan harus tutup kalau memang tak sanggup memenuhi KHL di Jakarta. Dengan tegas, ia menyatakan tak akan melakukan kesepakatan jika Apindo masih memaksakan untuk mengubah KHL. Apalagi karena warga di Jakarta bukan budak.
Ahok menampik kalau pemprov mengusir perusahaan tersebut. Hal ini semata karena perusahaan sudah tidak layak untuk beroperasi di Jakarta. Malah, lanjutnya, dengan pindah ke Jawa Tengah akan membuat jumlah penduduk Jakarta berkurang. "Berarti orang Jawa Tengah berkurang ke Jakarta untuk kerja buruh di bawah KHL Jakarta," ujarnya.
Dengan banyaknya perusahaan di Jakarta, lanjutnya, malah membuat warga terpaksa hidup di gubuk. Sedangkan program pemprov dengan rumah susun sewa buruh untuk lajang dimaksudkan agar keluarga pekerja pulang ke kampungnya masing-masing.
Ahok yakin dengan beralihnya perusahaan ke Jawa Tengah, para pekerja akan ikut pulang. Begitu juga dengan istri dan anaknya karena gajinya sama tetapi biaya hidup di Jakarta lebih tinggi.