Selasa 19 Mar 2013 10:06 WIB

Leptospirosis di DIY Didominasi Petani

Rep: neni ridarineni/ Red: Taufik Rachman
Leptospirosis (ilustrasi).
Foto: infokedokteran.com
Leptospirosis (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA - Kasus Leptospirosis di DIY selama 2013 hingga 19 Maret ini mencapai 30 kasus dan terbanyak ada di Bantul. Sebagian besar mereka yang terkena kasus leptospirosis adalah petani.

Hal itu dikemukakan  Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinas Kesehatan DIY Daryanto Chadorie pada Republika, Selasa (19/3). Perincian kasus leptospirosis adalah dari Kabupaten Bantul sebanyak 21 kasus, Kabupaten Gunungkidul sebanyak lima kasus, Kabupaten Kulonprogo sebanyak tiga kasus dan Kabupaten Sleman sebanyak satu kasus.

Dari 30 kasus tersebut ada satu orang yang meninggal dari Kabupaten Kulonprogo. Sebagian besar dari mereka yang terkena leptospirosis adalah petani. Leptospirosis adalah  penyakit akibat bakteri Leptospira sp. yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya.

Menurut Daryanto, masih ada kebiasaan di kalangan petani apabila mencuci tangan dan kaki di saluran air yang dikhawatirkan sudah terkontaminasi kencing tikus yang mengandung  bakteri leptospira.

Daryanto mengatakan leptospirosis muncul biasanya pada musim hujan dan selesai musim panen. Biasanya kalau sudah kena terlambat penanganan sehingag berakibat fatal,  biasanya mengalami gagal ginjal dan harus cuci darah beberapa kali.

Apabila ada masyarakat yang mengalami gejala panas, demam, mata merah, segera pergi ke pelayanan kesehatan, supaya bisa segera ditangani dan dilakukan pengobatan sehingga tidak sampai berakibat fatal.

 Karena itu, saran dia, bagi petani yang akan bekerja di sawah sebaiknya  alat pelindung dan setelah selesai dari sawah mencuci seluruh badan dengan sabun. ''Kami selalu mengimbau kepada masyarakat untuk membiasakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat),''katanya.

Hal ini juga diakui  Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Pramudi Darmawan sebagian besar pasien leptospirosis di Kabupaten Bantul dari kalangan petani.

''Sampai hari ini sudah ada 22 kasus leptospirosis dan kasus ini ada peningkatan sedikit dibandingkan pada tahun yang lalu, yakni kasus leptospirosis Januari-Maret 2012 ada 20 kasus. Tetapi tidak ada yang meninggal,''katanya.

Pramudi juga mengatakan pihaknya selalu melakukan penyuluhan kepada masyarakat  yang berisiko terkena leptospirosis yakni mereka yang terbiasa kontak dengan air seperti petani dan sebagainya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement