Senin 18 Mar 2013 21:17 WIB

'Ketersediaan Sapi Kurang, Ugadi Perlu Digalakkan'

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Djibril Muhammad
Budidaya udang galah bersama dengan padi (ugadi)
Foto: antara
Budidaya udang galah bersama dengan padi (ugadi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Slamet Soebjakto yang akrab disapa Totok mengatakan, saat ini ketersediaan daging sapi mulai berkurang. Padahal ketahanan pangan harus ditingkatkan.

"Maka saatnya masyarakat menggalakkan pengembangan udang galah bersama dengan padi (Ugadi) di berbagai daerah, termasuk  Banjarnegara. Banjarnegara memiliki prospek yang sangat baik untuk mengembangkan Ugadi," kata Totok dalam Temu Lapang Dirjen Perikanan Budidaya ke Balai Benih Ikan Lokal, Desa Pucang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Senin, (18/3).

Nilai strategis dari Ugadi sendiri, terang Totok, antara lain meningkatnya pendapatan petani sebesar Rp 30 hingga 60 juta/ hektare (ha). Ini dapat mencegah alih fungsi lahan sawah, mencegah urbanisasi karena tercipta lapangan kerja baru. 

Lahan produksi udang dalam hamparan  luas juga memiliki potensi untuk mencapai target produksi ikan nasional. Model percontohan Ugadi sendiri, ujar Totok, telah dilaksanakan pada 2012 di enam lokasi yang terdapat di Sukabumi, Banjarnegara, Probolinggo, dan Kediri.

Rencananya pada 2013 akan dialokasikan percontohan Ugadi di Garut, Cianjur, Lebak, Pandeglang, Sragen, Purworejo, Malang, dan Bondowoso. Dalam satu hektar lahan sawah Ugadi, terang Totok, menghasilkan 1,5 ton udang galah dan tujuh sampai delapan ton padi. Ini merupakan hasil yang menggembirakan.

"Petani produktivitasnya meningkat, kesejahteraannya juga meningkat," katanya menerangkan.

Pengembangan udang galah ini, ujar Totok, juga berkat adanya sinergi antara sektor hulu yang menyediakan bahan baku udang galah dan sektor hilir yang menampung udang galah untuk diolah di berbagai restoran. "Diharapkan Banjarnegara menjadi kota udang galah," ujarnya.

Maka, kata Totok, petani harus menggunakan benih udang galah unggul. Benih unggul memiliki kecepatan tumbuh tinggi dan tahan terhadap penyakit.

Dalam mengatasi keterbatasan modal petani, lanjut Totok, perbankan sudah mulai memberikan dukungan permodalan untuk pengembangan usaha budidaya. Antara lain kerjasama BRI dengan pembudidaya gurami di Banjarnegara.

"Saya optimis, perbankan dan lembaga keuangan lainnya akan memberikan dukungan bagi pengembangan Ugadi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement