Sabtu 16 Mar 2013 22:14 WIB

Jumhur: Demokrasi Telah Meminggirkan Kaum Idealis

Rep: M Akbar/ Red: Hazliansyah
Kepala BNP2TKI, Jumhur Hidayat (kiri).
Foto: Antara/Ujang Zaelani
Kepala BNP2TKI, Jumhur Hidayat (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Mantan aktivis pemuda, Muhammad Jumhur Hidayat, menyatakan demokrasi yang ada di negeri ini telah meminggirkan kaum idealis dari proses pengambilan keputusan. Implikasi itu terjadi karena sistem demokrasi menganut one man one vote.

''Sangat disayangkan karena dengan one man one vote itu justru menjadi arena peminggiran kaum idealis dari wilayah pengambilan keputusan,'' kata Jumhur saat berbicara pada Seminar Nasional 'Pemuda, Kepemimpinan dan Tantangan Pembangunan' di aula Pandeglang, Sabtu (16/3).

Jumhur menyebutkan bagaimana sejumlah partai telah kehilangan kader-kader terbaiknya untuk dijadikan pemimpin bagi bangsa ini. Ia juga sangat menyayangkan adanya sikap pragmatisme yang diajarkan kepada masyarakat dalam setiap pemilihan.

''Seruan ambil uangnya tapi jangan pilih orangnya itu sama saja mengajarkan masyarakat menjadi penipu. Harusnya ajarkan jangan ambil uangnya dan pilih yang anda suka,'' ujar Jumhur yang juga menjabat sebagai kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) ini.

Jumhur mengaku, jauh lebih ideal jika model demokrasi kembali menganut pada sistem tertutup. Namun demikian ia mengatakan situasi yang terjadi sekarang ini merupakan tantangan buat kaum muda ke depan.

Ia juga mengatakan tantangan di bidang ekonomi juga masih sangat besar. Secara ekonomi, ia mengakui, pemerintah telah berhasil melakukan pertumbuhan ekonomi. ''Tetapi ketimpangan juga terjadi. Ini tak bisa kita pungkiri,'' ujar mantan aktifis mahasiswa ITB ini.

Untuk itu, Jumhur berharap, kaum muda bisa kembali memperkuat karakter diri. Ia mengatakan para pendiri negeri ini telah memberikan contoh tiga karakter penting. Karakter pertama bahwa Indonesia adalah bangsa pejuang. ''Kita merdeka bukan karena dikasih tetapi kita merdeka karena merebut dengan penuh pengorbanan,'' katanya.

Karakter berikutnya adalah para pemimpin Indonesia masa lalu itu memiliki sikap persatuan dan gotong royong yang sangat tinggi. Sedangkan karakter terakhir adalah Indonesia memiliki karakter kemanusian.

"Inilah yang penting dimiliki kaum muda sekarang ini," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement