REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualitas air yang dipasok dari Waduk Jati Luhur ke Jakarta menurun karena tingkat amoniak yang terkandung dalam air tersebut semakin tinggi, kata Staf Ahli PD Perusahaan Air Minum Jaya.
"Setiap tahun, kandungan amoniak dalam air pasokan ke Jakarta semakin meningkat, bahkan saat ini tingkatnya sudah diambang batas," kata Staf Ahli Hubungan Antar Lembaga PD PAM Jaya Wibisono Harisantoso di Jakarta, Jumat (15/3).
Menurut Wibisono, jika pada 2010 tingkat amoniak hanya 2,9 miligram per liter, pada tahun berikutnya kandungan amoniak bertambah menjadi 4,8 miligram per liter.
"Ambang batas yang telah ditetapkan adalah satu miligram per liter. Oleh karena itu lah, kualitas air pasokan ke Jakarta menurun," ujar Wibisono.
Wibisono menuturkan peningkatan amoniak dalam air pasokan itu disebabkan banyaknya pencemaran selama proses distribusi dari Waduk Jati Luhur ke Jakarta.
"Pencemaran ini biasanya berupa limbah, baik limbah rumah tangga maupun limbah pabrik yang dibuang di sepanjang aliran Kanal Tarum Barat," tutur Wibisono.
Wibisono mengungkapkan untuk mengurangi kandungan amoniak di dalam air pasokan, harus ada koordinasi antara Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta dan BPLHD provinsi Jawa Barat.
"Dengan melakukan koordinasi yang baik antara BPLHD DKI dan Jawa Barat, maka pihak-pihak yang diduga mencemari air pasokan tersebut dapat ditertibkan," ungkap Wibisono.
Selain itu, Wibisono juga mendukung rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk melakukan pemasangan pipa atau pipanisasi dari Waduk Jati Luhur sampai Jakarta, sehingga air pasokan tidak tercemar.