Jumat 15 Mar 2013 22:08 WIB

Miras Pemicu Utama Bentrokan Antarpemuda

Korban miras (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Korban miras (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Kepolisian menyebut bentrokan antarpemuda atau desa yang sering terjadi di berbagai daerah di Maluku lebih dominan dipicu persoalan minuman keras (miras), baik produksi pabrik maupun tradisional yang disebut Sopi.

"Berawal dari penggunaan miras yang berlebihan membuat pemuda jadi tak terkontrol dan berlanjut ke perkelahian skala kecil hingga melibatkan massa dalam jumlah besar," kata Kapolres Ambon dan Pulau-Pulau Lease, AKBP Soehar Wiyono di Ambon, Jumat (15/3).

Ia mencontohkan kasus perkelahian antarpemuda Pohon Mangga-Lovino (Lorong Viva Nova) di Desa Poka dan Rumatiga, Kecamatan Teluk Ambon akhir Februari lalu.

Insiden ini bermula dari dua kelompok pemuda ini duduk bersama sambil meneguk miras yang berlebihan. Lalu ada yang mengeluarkan kata caci maki yang berujung pemukulan, kemudian dalam waktu singkat sudah meningkat jadi perkelahian antara massa.

Polisi akhirnya turun tangan untuk menenangkan warga dan dilanjutkan dengan razia senjata tajam, senjata rakitan maupun bahan peledak dan akhirnya menemukan beberapa pucuk senpi rakitan maupun senapan angin.

Kapolres mengatakan kondisi keamanan di kawasan Poka-Rumahtiga sudah tenang, namun polisi akan terus berupaya melakukan razia minuman keras guna mencegah gangguan kamtibmas akibat ulah para pemabuk.

"Miras tradisional sopi yang masuk ke Pulau Ambon cukup banyak dan biasanya berasal dari Pulau Seram maupun Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual hingga Kabupaten Maluku Barat Daya, belum termasuk yang diproduksi di beberapa desa sekitar Pulau Ambon dan Lease," katanya.

Karo Ops Polda Maluku, AKBP Sutanto mengatakan, pihaknya telah melakukan pendataan terhadap berbagai daerah penghasil miras trasdisional dan untuk sementara mencapai 208 desa dan dusun.

Daerah produsen miras tradisional ini cukup banyak dan selalu dijadikan salah satu sumber pendapatan, sehingga perlu ada dorongan pemerintah daerah melatih mereka untuk mengembangkan industri rumah tangga.

"Kalau mereka dilatih untuk membuat produk lain di luar miras seperti gula aren atau produk lain dibarengi pemasaran yang jelas dan harganya lumayan baik maka upaya ini tentunya sangat positif dan membantu aparat kepolisian dalam menjaga situasi dan kondisi keamanan," katanya memaparkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement