REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesibukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertemu dengan para tokoh bukan atas undangan dirinya. "Semua atas permintaan mereka," katanya saat berdialog dengan Pemimpin Redaksi Republika, Nashihin Masha di Istana Negara, Jumat (15/3).
Pertemuan yang digelar sejak pukul 09.30 dan berakhir pukul 11.45 itu diikuti 20 orang pimpinan media massa. Pertemuan ini atas inisiatif sejumlah wartawan yang mengikuti kunjungan SBY ke Jerman dan Hongaria. Dalam pertemuan kemarin, SBY didampingi Wapres Boediono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi, dan Seskab Dipo Alam.
SBY mengatakan, pertemuan dengan mantan Pangkostrad Letjen Prabowo Subianto juga atas permintaan Prabowo sendiri. Demikian pula pertemuan dengan tujuh jenderal yang terjadi sehari setelah pertemuan dengan Prabowo.
Permintaan itu disampaikan lewat Mensesneg. Bahkan ia membacakan bunyi pesan singkat (SMS) Prabowo kepada dirinya: "Saya siap setiap saat menghadap Bapak."
Menurutnya, ia sering berkomunikasi dengan Prabowo. "Saling hormat dan saling menghargai," ujar SBY.
Sedangkan pertemuan dengan para ulama yang dipimpin Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj juga atas permintaan pimpinan 40 ormas Islam tersebut. "Permintaan itu disampaikan lewak Pak Jusuf (Gunawan)," katanya menyebut salah satu staf khususnya.
Pertemuan dengan tokoh masyarakat, katanya, dilakukan tiap hari. "Kadang sampai pukul setengah dua subuh," lanjutnya.
Pertemuan bisa dilakukan di Istana maupun di Cikeas, kediaman pribadinya. Ia juga tiap hari menerima sekitar 200 SMS yang harus ia jawab sendiri.
Karena itu ia membantah bahwa baru kali ini ia sibuk bertemu tokoh masyarakat. Ia juga membantah bahwa pertemuan itu atas inisiatif dirinya.
"Saya takut memanggil. Takut dikira brainwash, memengaruhi," katanya.