Kamis 14 Mar 2013 22:19 WIB

Pedagang Makanan Gundah Gulana Lihat Harga Bawang

Rep: Halimatus Sa'diyah / Red: Djibril Muhammad
Pedagang mengambil bawang putih impor dari Cina untuk ditimbang di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (13/3).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Pedagang mengambil bawang putih impor dari Cina untuk ditimbang di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (13/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Harga bawang putih dan bawang merah yang melonjak tajam membuat pedagang makanan resah. Mereka mengaku dirugikan akibat lonjakan harga itu.

Yani, pengusaha rumah makan padang di Pasar Bendungan Hilir mengaku tidak mengurangi takaran bumbu pada masakannya, meskipun saat ini harga bawang merah dan bawang putih sedang tinggi. Sebab, ia tidak mau menurunkan kualitas rasa makananya.

Sementara, ia juga tidak menaikkan harga makanan. Akibatnya, keuntungan yang didapat dari berjualan semakin berkurang. "Kita ambil untung dikit saja, kalau harga naik nanti pembeli kabur," ujar dia kepada Republika, Kamis (14/3).

Menurut Yani, dalam sehari, warung padangnya bisa menghabiskan 10 kilogram bawang merah dan lima kilogram bawang putih.

Yanto, pedagang soto ayam di Pasar Bendungan Hilir, bahkan berencana menaikkan harga makanannya mulai minggu depan. Hal itu dilakukan untuk menyiasati kenaikan harga bumbu utama dalam masakannya. "Ya paling kita naiknya Rp 1.000," ujar dia.

Yanto sendiri mengaku biasa menggunakan bawang merah dan bawang putih kualitas nomor satu, yang harganya saat ini sudah naik tiga kali lipat.

Berdasarkan pantauan Republika di Pasar Bendungan Hilir Jakarta Pusat, harga bawang merah saat ini berada di kisaran harga Rp 60 ribu per kilogram. Padahal harga normalnya adalah Rp 20 ribu. Sementara harga bawang putih sudah menembus angka Rp 70 ribu per kilogram, padahal biasanya di kisaran Rp 20 ribu per kilogram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement