REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia perlu mengembangkan perekonomian yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut disampaikan Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta, Kamis (14/3).
"Sejauh ini kita sudah memiliki teknologi Iptek, hanya penerapannya yang perlu dikaji lagi. Kita memerlukan peran dari sektor lain," ujarnya saat membuka Konsultasi Nasional Pengarusutamaan Iptek dan Inovasi dalam Agenda Pembangunan Pasca 2015 di Gedung BPPT.
Tujuan pembangunan milenium atau yang dikenal dengan millenium development goals (MDG's) akan berakhir pada 2015. Selanjutnya akan digantikan dengan agenda pembangunan pasca-2015 (post-2015 development agenda).
Konsultasi nasional dilakukan sebagai ajang bertukar pikiran dan mencari masukan bagi pembangunan setelah 2015. Gusti berharap konsultasi nasional dapat mempertimbangkan pembangunan Iptek pada masa mendatang.
Ketua Komite Inovasi Nasional (KIN) Zuhal mengatakan Indonesia akan berkembang menjadi negara di dunia dengan perekonomian terbesar ke tujuh pada 2030. Saat ini Indonesia menempati urutan ke 16 negara dengan perekonomian terbesar. Kelas menengah berkembang jumlahnya hingga 135 juta orang.
"Potensi yang begitu besar ini kalau tidak hati-hati bisa membuat kita terjebak menjadi negara konsumtif," ujarnya pada kesempatan yang sama.
Zuhal menambahkan sistem yang terintegrasi dengan rencana pembangunan ekonomi dan industri. KIN, katanya, memberi masukan agar sistem inovasi dapat berkembang. Pertama, memperkuat kapasitas aktor inovasi. Kedua, melibatkan perusahaan swasta dan UKM, memperkuat peran perguruan tinggi dan terakhir melibatkan peran masyarakat.