Rabu 13 Mar 2013 23:58 WIB

YLKI: Harga Bawang Terkontaminasi Pertanian Asing

 Pekerja menyusun bawang putih impor.    (Republika/Prayogi)
Pekerja menyusun bawang putih impor. (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Riau menyatakan mahalnya harga bawang di sejumlah pasar dalam negeri disebabkan terkontaminasi oleh hasil pertanian asing yang kemudian memonopoli harga.

"Satu hal yang harus dipahami, bahwa kebutuhan bawang di dalam negeri sangat besar mengingat produk pertanian satu ini telah menjadi bahan kebutuhan pokok yang wajib bagi masyarakat," kata Direktur YLKI Riau Sukardi Ali Zahar dihubungi Pekanbaru, Rabu (13/3).

Namun, kata dia, kebutuhan yang begitu besar tidak diimbangi dengan lahan pertanian yang masih relatif sempit sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan secara utuh. Kondisi demikian, kata dia, kemudian dimanfaatkan oleh sekelompok orang yang membuka peluang usaha di bidang impor khusus bahan kebutuhan pokok.

"Maka, didatangkan bawang-bawang dari berbagai negara penghasil seperti Burma, Thailand hingga Malaysia dan lainnya," kata dia.

Beberapa daerah termasuk Provinsi Riau, lanjutnya, bahkan telah ketergantungan dengan bawang impor tersebut. Hal itu menurut dia dapat dilihat dari banyaknya bawang-bawang impor yang membanjiri sejumlah pasar tradisional yang ada di berbagai kabupaten dan kota termasuk Pekanbaru.

"Memang, di satu sisi masuknya bawang impor tersebut menguntungkan karena menurut hukum ekonominya, ketika pasokan berlimpah maka harga produk tersebut akan ikut melemah atau turun," katanya.Antara

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement