Ahad 10 Mar 2013 03:00 WIB

DBD dan Chikungunya Merebak di Sukoharjo

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Hazliansyah
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.
Foto: dinsos.jakarta.go.id
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Chikungunya di Kabupaten Sukoharjo terus meningkat.

Data di Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo dalam dua bulan terakhir tercatat sebayak 206 warga terserang Chikungunya, dan 39 warga lain terjangkit DBD.

Kepala DKK Sukoharjo, dr Guntur Subiyantoro, Sabtu (9/3), mengungkapkan, maraknya kasus DBD dan Chikungunya dipengaruhi karena faktor kebersihan lingkungan.

"Kasus DBD kita perkirakan akan mengalami kenaikan pada tahun ini. Tahun 2012 lalu, kasus DBD hanya ditemui 45 kasus. Tapi, pada tahun 2013, dalam dua bulan awal saja, sudah ada 39 kasus. Ini karena faktor lingkungan. Kami imbau masyarakat untuk intensif membersihkan lingkungan dan PSN,'' pinta  dr Guntur.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, dr Guntur Subiyantoro, Senin (14/1) menuturkan, Laporan yang masuk ke DKK per 14 Januari 2013, sudah ada 100 warga yang menderita Chikungunya.

Jumlah tersebut tersebar di tiga kecamatan, diantaranya di Desa Tawang (Weru) ada 54 warga, Desa Kamal (Bulu) ada 10 warga, Desa Pojok (Tawangsari) 17 warga, Grajegan (Tawangsari) enam warga, Watu Bonang (Tawangsari) delapan warga, dan Pundungrejo (Tawangsari) lima warga.

DKK juga menyediakan bubuk Abate untuk dibagikan secara gratis kepada warga. Bubuk Abate telah didistribusikan melalui Puskesmas di setiap Kecamatan. Prosedur untuk mendapatkan bubuk Abate harus melalui surat pengantar RT/RW setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement